JAKARTA. Bank Mega rela mencatat penurunan dana pihak ketiga (DPK) pada September lalu. Pasalnya, di periode itu likuiditas Bank Mega masih berlimpah seiring dengan perlambatan penyaluran kredit. Menurut Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank Mega, pihaknya tidak memiliki urgensi untuk menaikkan pendanaan.
"Jadi, lebih seimbangkan dengan pertumbuhan kredit dan menurunkan biaya dana," tutur Kostaman, Kamis (29/10). Hingga September, DPK Bank Mega turun 2,7% menjadi Rp 47,8 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 49,2 triliun. Sementara, Bank Mega hanya mencatat pertumbuhan kredit sebesar 1,6% dari Rp 33,1 triliun menjadi Rp 33,7 triliun. Atas kredit dan DPK tersebut,
loan to deposit (LDR) Bank Mega naik menjadi 70,15% dari 66,12%. "Kami akan menjaga LDR berkisar 70%. Dengan perlambatan ekonomi, kami lebih berhati-hati menyalurkan kredit dan fokus pada penurunan biaya dana," ungkap Kostaman. Akhir kuartal III lalu, biaya dana rupiah Bank Mega turun menjadi 6,45% dari sebelumnya 7,31%. Begitu juga biaya dana valuta asing yang menjadi 0,9% dari sebelumnya 1,81%. Secara total, beban bunga Bank Mega mencapai Rp 2,328 triliun atau turun 0,2% dari Rp 2,33 triliun. Kehati-hatian Bank Mega dalam menyalurkan kredit juga tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL).
Tercatat, NPL gross Bank Mega turun jadi 2,88% dari 3,22% dan NPL net juga turun dari 2,64% menjadi 1,92%. Kostaman menambahkan, Bank Mega menargetkan kredit mencapai Rp 34,5 triliun dengan DPK Rp 52,3 triliun sampai akhir tahun nanti. "Dengan begitu, laba bersih diharapkan mencapai Rp 1,01 triliun," tambah dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto