KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut pada tahun 2017 terjadi pelebaran ruang atau gap loanable funds terhadap penyaluran kredit perbankan. Data LPS menyebutkan pada kuartal III 2017 terjadi pelebaran gap ke level Rp 704 triliun. Jumlah ini cenderung lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 514 triliun dan Rp 400 triliun. Menyikapi hal tersebut, Ekonom Senior PT Bank Mandiri (persero) Tbk Andry Asmoro mengatakan tren ini sebenarnya terjadi lantaran ketertarikan bank untuk menyalurkan kredit di tahun lalu memang mengalami penurunan. Menurutnya, rata-rata bank di Indonesia cenderung hanya menyalurkan kredit ke beberapa sektor yang dianggap aman. Perlambatan di sejumlah sektor ini juga disebut-sebut berdampak pada keinginan korporasi besar untuk melakukan investasi, alhasil permintaan kredit ke perbankan pun cenderung melemah. Tren penurunan permintaan kredit perbankan ini juga dapat dilihat dari cukup tingginya penerbitan obligasi di tahun 2017 lalu, catatan Andry Asmoro menyebutkan paling tidak sampai akhir 2017 penerbitan obligasi mencapai Rp 150 triliun.
Kredit melambat, gap loanable funds ikut melebar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut pada tahun 2017 terjadi pelebaran ruang atau gap loanable funds terhadap penyaluran kredit perbankan. Data LPS menyebutkan pada kuartal III 2017 terjadi pelebaran gap ke level Rp 704 triliun. Jumlah ini cenderung lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 514 triliun dan Rp 400 triliun. Menyikapi hal tersebut, Ekonom Senior PT Bank Mandiri (persero) Tbk Andry Asmoro mengatakan tren ini sebenarnya terjadi lantaran ketertarikan bank untuk menyalurkan kredit di tahun lalu memang mengalami penurunan. Menurutnya, rata-rata bank di Indonesia cenderung hanya menyalurkan kredit ke beberapa sektor yang dianggap aman. Perlambatan di sejumlah sektor ini juga disebut-sebut berdampak pada keinginan korporasi besar untuk melakukan investasi, alhasil permintaan kredit ke perbankan pun cenderung melemah. Tren penurunan permintaan kredit perbankan ini juga dapat dilihat dari cukup tingginya penerbitan obligasi di tahun 2017 lalu, catatan Andry Asmoro menyebutkan paling tidak sampai akhir 2017 penerbitan obligasi mencapai Rp 150 triliun.