KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati penarikan atau pencairan yang dilakukan nasabah terhadap fasilitas kredit yang diberikan perbankan sudah mulai mengalami kenaikan, jumlah kredit menganggur di perbankan secara nasional juga tercatat masih sangat besar. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), undisbursed loan bank umum pada Januari 2023 tercatat sebesar Rp 1.924,2 triliun. Angka tersebut naik secara tahunan dari Rp 1.705,1 triliun pada Januari 2022. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, tingginya undisbursed loan disebabkan karena masih adanya program restrukturisasi yang belum selesai jadi mempengaruhi penilaian bank untuk memberikan kredit baru.
Baca Juga: OJK: Kredit Perbankan Bakal Tumbuh 2,8% di Kuartal IV-2022 Selain itu, situasi global juga masih menunjukkan tingginya ketidakpastian sehingga mempengaruhi penyaluran kredit ke sektor berorientasi ekspor. Di dalam negeri, efek naiknya suku bunga serta inflasi menjadi downside risk perbankan. Bank pun belajar dari pandemi untuk lebih selektif dalam menyalurkan kredit. "Terkait hal ini, bank bisa mendorong penyaluran kredit ke segmen properti karena demand memang cukup tinggi. Selama backlog perumahan masih diatas 12 juta maka pertumbuhan KPR masih ada ruang," ucapnya. Berikutnya kata Bhima, bank perlu manfaatkan pemulihan mobilitas untuk salurkan kredit lebih besar ke sektor ritel, makanan minuman, dan jasa transportasi perhotelan. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (Bank BJB) menjadi salah satu bank yang mencatatkan peningkatan permintaan atas kredit yang diberikan, meskipun penarikan fasilitasnya dilakukan secara berangsur sesuai kebutuhan. Total kredit bank bjb per Februari 2023 sendiri mencatatkan pertumbuhan 12,5% secara tahunan. Yuddy Renaldi, Direktur Utama Bank BJB mengatakan, pertumbuhan kredit baru itu mendorong undisbursed loan perseroan juga mengalami kenaikan sebesar Rp 776 miliar year to date (YtD). "Ke depan, kami optimistis penarikan fasilitas kredit akan terus meningkat didukung oleh kondisi perekonomian yang lebih baik juga konsumsi masyarakat yang meningkat," ujar Yuddy kepada Kontan.co.id, Senin (10/4). Di sisi lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat, tren Undisbursed Loan (UL) di BRI terus menurun. Hingga akhir Februari 2023, tercatat UL BRI sebesar Rp107,6 triliun atau turun 13,2% year on year.
Baca Juga: Ekonomi Membaik, BJB Mencermati Tren Pertumbuhan Undisbursed Loan Mulai Melambat Sekretaris Perusahaan Bank BRI Oryza Gunarto menyatakan, hal ini seiring dengan meningkatknya aktivitas ekonomi masyarakat pasca pandemi. Ke depan, BRI optimistis UL akan terus melandai seiring dengan optimisme mayoritas pelaku UMKM di Indonesia yang meyakini kondisi usaha pada 2023 akan lebih baik dibandingkan tahun 2022 sesuai dengan hasil survei yang dilakukan BRI Research Institute pada kuartal IV 2022. "Oleh karenanya BRI optimistis tahun ini pertumbuhan kredit dapat mencapai double digit, antara 10%-12% yoy," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi