Kredit menggeliat, aset bank ikut melesat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring pertumbuhan kredit yang mulai menanjak, aset perbankan pun ikut terkerek. Dalam statistik perbankan Indonesia (SPI) mencatat, per April 2018 total aset bank umum mencapai Rp 7.456,3 triliun. Jumlah ini meningkat 9,27% secara tahunan.

Kendati saat ini tren suku bunga mulai naik pasca Bank Indonesia (BI) mengerek bunga acuan, industri perbankan tetap optimistis aset akan tetap tumbuh. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya menargetkan pada akhir 2018 ini pertumbuhan aset akan sebanding dengan kenaikan kredit.

Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tri Baroto mengatakan, baik aset dan kredit akan mampu tumbuh sejajar di level 12% sampai 14% pada akhir 2018. "Dikarenakan komposisi aset yang terbesar adalah kredit, maka seiring tingkat pertumbuhan kredit yang terjaga. Aset pada tahun 2018 kurang lebih tumbuh sama yaitu 12% sampai 14%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin malam (2/7).


Demi mendorong pertumbuhan aset, BRI akan fokus menyaluran kredit ke segmen modal kerja dan investasi. Terutama dalam sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) termasuk segmen konsumer. "Seperti di kuartal I 2018, kredit mikro tumbuh 16,2%, kecil menengah 14,3% dan konsumer 16,54%," kata Bambang.

Sekadar informasi saja, berdasarkan laporan keuangan bulan Mei 2018 lalu, BRI mencatat pertumbuhan aset 9,4% secara tahunan menjadi Rp 1.080,2 triliun. Pertumbuhan ini utamanya ditopang kenaikan penyaluran kredit yang tumbuh 14,3% menjadi Rp 752,14 triliun per akhir Mei 2018.

PT Bank OCBC NISP Tbk juga yakin aset bakal kian membesar di tahun ini. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menuturkan, sampai akhir kuartal II 2018 lalu, kinerja masih berjalan sesuai rencana. Hingga pengujung tahun 2018, bank ini menargetkan aset dan kredit mampu tumbuh di kisaran 10% hingga 15%.

Merujuk laporan keuangan bulan Mei 2018, OCBC NISP membukukan kredit sebesar Rp 110,55 triliun. Jumlah tersebut meningkat 16,52% secara tahunan. Sementara dari sisi aset, bank yang terafiliasi dengan grup OCBC ini mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni 21,03% menjadi Rp 169,22 triliun.

Setali tiga uang, PT Bank Pembangunan Daerah Tbk (Bank Jatim) juga yakin kenaikan suku bunga acuan tak akan menggganggu rencana bisnis, termasuk pertumbuhan aset. "Kami targetkan kredit tumbuh 10,65% dan aset naik 15%," kata Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha. Per Mei 2018, pertumbuhan kredit Bank Jatim masih satu digit yakni 6,73%. Sementara aset sudah tumbuh lebih tinggi mencapai 10,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat