Kredit mikro BRI per Agustus capai Rp 167,31 T



JAKARTA. Selera perbankan menggarap kredit mikro tak pernah susut. Selain margin besar, kredit wong cilik ini disinyalir tahan goncangan terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank spesialis penyalur kredit mikro mengklaim, hingga akhir kuartal III-2015, kredit mikro diperkirakan tumbuh 13%. Direktur Kelembagaan dan UMKM BRI, Muhammad Irfan mengungkapkan, per Agustus 2015, bank dengan kode emiten BBRI ini telah menyalurkan kredit senilai Rp 507 triliun.

Dari angka tersebut, sebanyak 33% merupakan kredit mikro. Ini artinya, selama delapan bulan pertama tahun 2015, BRI telah menyalurkan kredit mikro senilai Rp 167,31 triliun. Jika prediksi perseroan tidak meleset, artinya kredit mikro yang disalurkan BRI pada kuartal III tahun ini akan lebih besar ketimbang periode yang sama tahun 2014 lalu, dimana penyaluran mikro BRI sebesar Rp 148,43 triliun.

Meski demikian, secara persentase, penyaluran kredit mikro di BRI terbilang turun. Sebab, berdasarkan laporan keuangan BRI per Kuartal III 2014, jumlah kredit mikro yang disalurkan BRI menunjukkan pertumbuhan sebesar 15,78% secara year on year (yoy) dibanding kuartal III 2013 yang mencapai Rp 128,20 triliun. "Tren pertumbuhan kredit mikro sampai dengan Agustus 2015 masih menunjukkan peningkatan dan diperkirakan pada akhir September tumbuh mencapai 13%," kata Irfan kepada KONTAN, Senin (28/9). Irfan menuturkan, segmen bisnis mikro yang masih bisa melaju kencang dalam kondisi dan situasi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi seperti sekarang ini adalah sektor perdagangan termasuk perdagangan yang terkait hasil pertanian, perikanan serta industri pengolahan. BRI mengenakan beban bunga pinjaman untuk kredit segmen mikro sebesar 19,25% berdasarkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).


Sedangkan khusus untuk Kredit Usaha Rakyat sektor mikro, BRI membebankan bunga pinjaman sebesar 12% sesuai dengan aturan pemerintah. Sementara itu, Irfan merinci bahwa rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) kredit mikro per Agustus 2015 sebesar 1,53%. Perseroan memperkirakan rasio kredit bermasalah ini masih akan tetap bertahan sampai dengan akhir September 2015 ini.

Lebih lanjut Irfan menuturkan, kredit ritel yang disalurkan perseroan per Agustus 2015 mencapai 32% dari Rp 507 triliun. Angka ini setara dengan Rp 162,24 triliun.

Sementara itu, BRI menyalurkan kredit menengah, korporasi dan juga BUMN senilai 152,1 triliun atau setara dengan 30% dari total keseluruhan kredit yang telah disalurkan perseroan. Sedangkan sisanya, merupakan penyaluran kredit sektor konsumer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan