KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit modal kerja menjadi penopang pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2020. Pada bulan ketiga tersebut, kredit perbankan tercatat tumbuh 7,95% secara year on year (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,93% yoy. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan kredit modal kerja pada Maret tersebut murni ditopang oleh kredit modal kerja. Sementara permintaan kredit investasi menurut dia hampir tidak ada. Perusahaan hanya akan merealisasikan fasilitas kreditnya yang sudah ada. Bank BRI salah satu bank yang mencatatkan pertumbuhan kredit modal kerja sepanjang kuartal I 2020. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank BRI mengatakan, pertumbuhan jenis kredit tersebut bersama dengan kredit investasi masih tumbuh baik selaras dengan total pertumbuhan kredit BRI yakni sekitar 9%. Sedangkan untuk kredit konsumsi melambat sekitar 5%.
"Beberapa sektor mendorong permintaan kredit modal kerja BRI pada kuartal I seperti pertanian dan sektor jasa dunia usaha," kata Haru kepada Kontan.co.id, Selasa (5/5). Baca Juga: Walau NPL stabil, loan at risk perbankan meningkat akibat restrukturisasi Di tengah pandemi Covid-19, BRI memperkirakan permintaan kredit akan sedikit melambat, terutama pada sektor-sektor yang terdampak langsung seperti sektor pariwisata. Namun, perseroan melihat masih ada sektor yang berpotensi untuk penyaluran kredit termasuk kredit modal kerja, seperti sektor kesehatan maupun sektor terkait dengan penyediaan bahan pokok. Haru menilai adanya rencana pemerintah menjamin kredit modal kerja dapat mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit, mengingat risiko kredit yang mungkin timbul telah dapat lebih dimitigasi. Baca Juga: Kredit jatuh tempo BUMN jadi sorotan, begini kata analis Sementara Bank OCBC NISP mengaku mencatatkan kredit modal kerja cenderung flat di kuartal I. Adapun total kredit OCBC NISP tumbuh 5,4% yoy selama periode tersebut "Sesuai dengan kondisi yang masih belum kondusif saat ini, realisasi kredit modal kerja masih jauh dari rencana," kata Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP.