JAKARTA. Kendati indikator kondisi makro ekonomi Indonesia pada triwulan I-2009 membaik, persepsi para bankir terhadap dunia usaha tidak berubah. Pertumbuhan ekonomi yang 4,4% tidak mengubah perbankan yang masih tetap berhati-hati menyalurkan kredit modal kerja ke pengusaha. Pertimbangannya banyak kredit modal kerja yang macet di tengah jalan. Selain itu bankir berdalih minat pengusaha untuk menggunakan kredit perbankan juga kian minim. Padahal bankir sudah menurunkan bunga kredit modal kerja, dari rata-rata 14,82% pada April menjadi 14,68% per Mei 2009. Lambatnya penyaluran kredit untuk modal kerja ini terekam dalam data Statistik Perbankan Indonesia per akhir Mei 2009 yang dikeluarkan Bank Indonesia. Bank hanya mau mengalirkan kredit ke usaha properti dan agribisnis. Di sektor yang lain, kredit modal kerja justru mengerut.
Direktur Bisnis PT Bank UOB Buana, Safrullah Hadi Saleh menjelaskan, penyebab penurunan nilai kredit modal kerja bukan karena bank sangat pelit atau sengaja mengerem untuk mengindari risiko kredit macet. "Tapi memang permintaan kredit modal kerja juga mengalami penurunan drastis," ujarnya, Rabu (15/7). Pengusaha belum ekspansif dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga mereka tidak memutuhkan dana besar. Debitur lebih memilih menggunakan dana sendiri ketimbang meminjam dari bank. "Mereka juga menunggu momen penurunan bunga agar kredit tak malah menjadi beban," tambah Direktur Konsumer dan Ritel PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib.