Kredit motor masih melaju kencang



JAKARTA. Sepanjang semester I tahun ini, penyaluran kredit kendaraan bermotor di perusahaan pembiayaan masih tumbuh pesat. Sekalipun aturan uang muka atau down payment (DP)membayang-bayangi, pembiayaan mobil dan sepeda motor tetap terkerek lebih dari 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Junus E. Leatemia, Direktur Utama Arthaprima Finance, mengatakan penyaluran pembiayaan di perusahaannya selama enam bulan pertama tahun ini masih on the track. Penyaluran pembiayaan mencapai Rp 750 miliar, tumbuh hampir 25%. Ini sesuai rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) yakni mencapai 50% dari target sampai akhir tahun senilai Rp 1,5 triliun.

Di Arthaprima, laju pembiayaan terdorong penyaluran kredit kendaraan komersial yang selama ini memang menjadi andalan. Kredit ini tumbuh pesat karena terdorong pergerakan perekonomian sektor rill. "Sebanyak 80% pembiayaan di kendaraan komersil seperti truk dan pikap," kata Junus, Rabu (4/6). Pertumbuhan sektor riil mendorong pengusaha pertambangan, perkebunan, dan pertanian terus berekspansi sehingga kebutuhan kendaraan meningkat.


Pertumbuhan bisnis pembiayaan juga masih terjadi di Central Santosa Finance (CSF). Menutup semester I lalu, CSF membukukan pembiayaan Rp 888 miliar, tumbuh 344%. Pembiayaan itu menalir ke 165.000 unit sepeda, melonjak dibandingkan periode sama tahun lalu hanya 75.000 unit. "Karena belum ada aturan uang muka, kredit sepeda motor masih tumbuh pesat," jelas Kusmandi Djuhandi, Direktur Utama CSF.

Selain itu, kantor cabang baru yang terbangun akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012 sudah mulai menghasilkan kredit. Saat ini, CSF memiliki 38 kantor cabang dan ingin menambah 17 unit lagi di Sumatera, Kalimantan dan Jawa.

Potensi melemah

Namun, industri multifinance mulai mengantisipasi penurunan bisnis pembiayaan pada semester II-2012. Tentu saja, hal itu akibat ketentuan DP minimal 20%-25%. Bahkan, manajemen multifinance menyatakan, perayaan Idul Fitri yang biasanya mendongkrak kredit kendaraan bermotor, tahun ini bakal lesu.

Kredit pada Juli biasanya turun karena bersamaan dengan tahun ajaran baru. "Lalu, Agustus bisa kembali naik karena musim Lebaran, tapi aturan DP menyebabkan kenaikan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya," papar Junus.

Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance, mengatakan tanda-tanda penurunan pembiayaan sudah terlihat pasca aturan DP berlaku.Selama Juni 2012, penyaluran pembiayaan berkurang 10% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. "Nilai pastinya lupa, total pembiayaan kami sudah mencapai Rp 10 triliun," katanya.

Roni yakin, dampak aturan DP akan menurunkan laju pembiayaan kendaraan bermotor selama beberapa bulan ke depan. Kusmandi juga sependapat, laju pembiayaan bisa melesu hingga lebaran nanti. "Tapi kalau pembiayaan di multifinance syariah malah melaju pesat karena tidak terikat dengan aturan DP," kata Kusmandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie