Kredit mubazir bank mencapai Rp 484,95 triliun



JAKARTA. Nilai fasilitas kredit perbankan yang belum ditarik atau dimanfaatkan oleh debitur (undisbursed loan) sampai paruh pertama tahun ini terus merangkak naik. Mengutip data statistik perbankan Indonesia per Juni 2010 yang dirilis oleh Bank Indonesia, nilai komitmen kredit bank yang belum ditarik oleh debitur mencapai Rp 484,95 triliun.Angka ini membengkak dua kali lipat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang baru sebesar Rp 271,38 triliun. Bila dibandingkan dengan posisi Mei lalu, undisbursed loan masih di kisaran Rp 476,48 triliun. Rekor tertinggi kredit mubazir di perbankan terjadi di bulan Februari lalu yaitu mencapai Rp 495,59 triliun.Adapun nilai fasilitas kredit kepada bank lain yang belum dimanfaatkan juga terus mencatat kenaikan. Per Juni 2010 nilainya mencapai Rp 2,74 triliun. Juni 2009 lalu baru sebesar Rp 1,22 triliun. Asal tahu saja, tren kenaikan kredit mubazir ini sudah berlangsung sejak akhir tahun lalu. Kalangan perbankan memberi alasan, kenaikan nilai kredit mubazir diakibatkan masih belum bangkitnya sektor riil. Banyak pelaku sektor riil yang menunda memanfaatkan fasilitas kredit yang sudah ia miliki, dan lebih memilih untuk memakai dananya sendiri. Alasannya, pasar belum cukup normal pasca-terhempas krisis sejak tahun 2008 lalu. Adapun Bank Indonesia masih belum menuntaskan kajiannya terkait penyebab utama membanjirnya undisbursed loan di perbankan nasional tersebut. Salah satu sebab yang diindikasi oleh otoritas adalah masalah pencatatan dengan sistem baru. Ini menyebabkan nilai undisbursed loan jadi terlihat naik berlipat-lipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: