JAKARTA. Meski Bank Indonesia (BI) berusaha memperlambat kredit properti dan kendaraan bermotor, perbankan masih mampu menjaga pertumbuhan kredit konsumsi. Caranya, semakin gencar menyalurkan kredit multiguna dan kredit tanpa agunan (KTA). Biasanya nasabah menggunakan kredit multiguna untuk membiayai renovasi rumah, membayar uang pendidikan atau keperluan mendesak lain. Pengusaha mikro yang membutuhkan modal cepat juga kerap mengambil produk ini. Namun belakangan, BI menduga bank menggunakan kredit jenis ini untuk mengakali ketentuan loan to value kredit pemilikan rumah (KPR) dan kendaraan. Jadi, nasabah yang belum mampu menyediakan uang muka 30% untuk KPR dan 25% untuk kendaraan, bisa ditalangi dengan KTA dan multiguna.
Berdasarkan data BI Agustus 2012, kredit jenis ini mencapai Rp 252,96 triliun atau melonjak 135,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Jika melihat dari posisi awal tahun ada peningkatan sebesar 111%. Kenaikan tertinggi terjadi selama Juli - Agustus, yakni dari Rp 160,28 triliun menjadi Rp 252,95 triliun, atau tumbuh 57,8% dalam kurun sebulan. Pada periode itu pula kredit multiguna menembus angka Rp 250 triliun. Sebagai pembanding, sepanjang Agustus 2011 hingga Juni 2012, outstanding kredit ini hanya bergerak di kisaran Rp 100 triliun – Rp 150 triliun. Hal inilah yang menguatkan dugaan terjadinya penggunaan KTA untuk uang muka KPR dan kendaraan (table). Pemicu lainnya, faktor Idul Fitri yang memacu masyarakat mengajukan kredit instan berbunga tinggi ini. Catatan saja, aturan LTV terbit Maret 2012 dan berlaku sejak Juni 2012. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kelompok Bank BUMN. Melesat dari Rp 13,19 triliun pada Agustus 2011 menjadi Rp 122,41 triliun pada Agustus 2012. Pertumbuhan terendah terjadi pada kelompok bank asing yang turun dari Rp 5,24 triliun menjadi Rp 3,83 triliun pada Agustus 2012. Direktur Business Development Bank Mega, Kostaman Thayib, mengatakan pertumbuhan kedua jenis kredit tersebut adalah dampak musiman saja. Pada Agustus masyarakat membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. "Mereka biasanya menggunakan kredit multiguna untuk mempercantik rumah atau menambah perabot rumah tangga," ujarnya.
Kostaman menegaskan, peningkatan penyaluran kedua jenis kredit tersebut bukan karena bank mengakali ketentuan LTV pada kredit properti dan otomotif. LTV memang akan berpengaruh ke kredit properti dan otomotif, tapi tidak signifikan. "Kebutuhan perumahan dan otomotif masih tinggi, masih banyak orang membutuhkan rumah dan transportasi umum belum memadai sehingga butuh kendaraan bermotor," tambahnya. Direktur Kredit Konsumer Bank Central Asia (BCA), Henry Koenaifi mengaku tidak mengetahui penyebab tingginya kredit multiguna dan KTA, sebab tidak terjadi lonjakan permintaan terhadap dua jenis kredit tersebut. "KTA kami bundling dengan kartu kredit yang digunakan untuk usaha kecil. Kami bukan pemain besar di bidang ini," ujarnya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Djumyati P.