Kredit naik 11%, laba Bank UOB justru susut



KONTAN.CO.ID - PT Bank UOB Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit sampai akhir 2017 bisa mencapai dua digit. Pertumbuhan kredit bank ini paling besar disumbang dari sektor korporasi.

Iwan Satawidinata, Wakil Presiden Direktur UOB optimistis, pertumbuhan kredit pada semester II-2017 bisa lebih baik dibandingkan paruh pertama tahun ini. "Kami melihat pada paruh kedua 2017 ini pertumbuhan kredit sudah mulai membaik," kata Iwan, Selasa (12/9).

Penyumbang pertumbuhan kredit semester II diperkirakan berasal dari sektor korporasi dan sindikasi terutama yang terkait proyek pemerintah. Selain proyek prioritas pemerintah, UOB juga memperkirakan proyek infrastruktur dari beberapa negara, seperti China dan Jepang. Harapannya, proyek dari luar negeri tersebut juga mendorong permintaan kredit korporasi sepanjang tahun ini.


Pada tahun depan, menurut Iwan, pertumbuhan kredit diproyeksi membaik dibandingkan tahun 2016. Pada tahun depan, menurut Iwan, pertumbuhan kredit bisa mencapai 13% hingga15%.

Saat ini, mayoritas komposisi kredit UOB terdiri dari segmen wholesale yaitu korporasi dan komersial. Sedangkan, segmen ritel berkontribusi terbesar kedua. Sayang Iwan belum merinci lebih lanjut berapa detail komposisi kredit UOB ini.

Maret lalu, UOB merilis kartu kredit Lady's Card yang berhasil mendongkrak transaksi kartu kredit secara ritel.

Seiring pertumbuhan kredit ini, UOB juga akan menjaga rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) sesuai dengan batas ketentuan regulator yakni 5%. Secara umum, Iwan bilang dalam beberapa bulan belakangan ini, NPL bank sudah melandai.

Berdasarkan laporan keuangan bulanan Juli 2017, pertumbuhan kredit UOB Indonesia sebesar 11,02% secara year-on-year menjadi Rp 67,1 triliun. Dari kredit ini, bank menganggarkan cadangan kredit macet sebesar Rp 1,3 triliun.

Seiring dengan pertumbuhan kredit yang cukup bagus ini, laba UOB Indonesia justru turun. Hingga Juli 2017 laba bersih UOB menyusut 33,7% secara yoy menjadi Rp 228,1 miliar.

Penurunan laba ini karena pendapatan bunga bersih hanya tumbuh tipis 1,09% yoy. Sementara itu, UOB justru membukukan pertumbuhan biaya operasional selain bunga bersih juga naik 1,3% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina