JAKARTA. Dampak pelambatan ekonomi domestik berbeda-beda bagi setiap bank. Sebagian bank berhasil mencetak kenaikan laba tinggi. Namun, ada juga yang cuma mencetak kenaikan tipis. Bank Tabungan Negara (BTN), misalnya, hanya bisa mencetak pertumbuhan laba 3,52% pada kuartal III 2013, menjadi sebesar Rp 1,057 triliun dibandingkan laba kuartal III 2012 sebesar Rp 1,021 triliun. Padahal, penyaluran kredit BTN hingga September 2013 melesat 26% menjadi sebesar Rp 96,54 triliun. Begitu pula, dana pihak ketiga (DPK) meningkat 28% menjadi Rp 88,54 triliun.
Direktur Utama BTN Mar-yono, mengatakan pencapaian laba BTN sedikit terganggu lantaran rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) meningkat. Pada kuartal III 2012, NPL gross BTN hanya 3,68%. Kredit bermasalah meningkat menjadi 4,88% pada kuartal III 2013. Saut Pardede, Direktur BTN, menjelaskan kenaikan NPL mengakibatkan BTN harus mengalokasikan biaya tambahan kecukupan modal Rp 210 miliar. Tanpa biaya tambahan itu, laba bersih BTN bisa mencapai Rp 1,35 triliun. Wakil Direktur Utama BTN, Evi Firmansyah, berharap bisa menjaga NPL di bawah 4% atau maksimal 3,2%. Sehingga, laba BTN akhir tahun antara Rp 1,6 triliun - Rp 1,7 triliun. Bank ICB Bumiputera tampaknya lebih tak beruntung. Sebab, per kuartal III 2013, laba bersih tercatat menurun 8,4% menjadi Rp 3,46 miliar, meski penyaluran kredit 15,5% menjadi Rp 5,49 triliun. Maklum, penghasilan bunga bersih tercatat turun dari Rp 237,37 miliar pada kuartal III 2012 menjadi Rp 220,40 miliar pada kuartal III 2013. Sindbad R. Hardjodipuro, Direktur Bisnis Bank ICB Bumiputera, mengakui tahun ini ICB Bumiputera belum meraup sukses. Tahun depan, ia yakin bakal meraup sukses. Menembus Rp 1 triliun Sementara, peruntungan Bank Internasional Indonesia (BII) bersinar terang. Per kuartal III 2013, laba bersih BII melesat 19% mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Ini merupakan kali pertama BII membukukan laba di atas Rp 1 triliun untuk kinerja sembilan bulanan. Kenaikan laba didukung penyaluran kredit yang naik 21% per September 2013 mencapai Rp 91,7 triliun dibanding September 2012 sebesar
Rp 75,9 triliun. Kenaikan kredit ini mendorong peningkatan pendapatan bunga bersih 10% menjadi Rp 4,3 triliun. Di sisi lain, NPL gross turun dari 2,08% menjadi 1,74%. Alhasil, beban provisi ikut menurun 33% mencapai Rp 582 miliar. "Kami optimistis, dapat menutup tahun 2013 sesuai profitabilitas dan pertumbuhan bisnis yang telah ditetapkan," kata Pjs. Presiden Direktur BII Thila Nadason. Bank Mayapada Internasional juga cukup beruntung lantaran mencatat kenaikan perolehan laba 24,31% menjadi Rp 352,42 miliar pada kuartal III 2013. Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi, mengatakan kenaikan laba dari pendapatan bunga bersih yang meningkat 34,87% menjadi Rp 722,64 miliar per kuartal III 2013. Selain itu, pendapatan operasional selain bunga bersih naik 40,5% menjadi Rp 409,92 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: A.Herry Prasetyo