JAKARTA. Penggabungan usaha alias merger memang bisa membuat perusahaan semakin kompetitif. Tengok saja rencana bisnis bank OCBC NISP setelah bergabung dengan saudaranya, Bank OCBC Indonesia. Merger kedua bank milik investor Singapura ini efektif per 1 Januari 2011. Pasca penggabungan OCBC NISP menargetkan, pertumbuhan kreditnya tahun depan bisa mencapai 25%. Target ini terbilang tinggi, mengingat di tahun ini, kredit OCBC NISP diperkirakan hanya tumbuh sekitar 10%.Manajemen OCBC NISP mematok target setinggi itu karena setelah penggabungan kedua bank, segmen penyaluran kredit tahun depan bakal lebih luas. OCBC NISP selama ini lebih fokus di UKM dan konsumen. Sementara OCBC Indonesia lebih fokus di kredit korporasi. "Dengan penggabungan kami jadi lebih lengkap dan kami bisa bertumbuh lebih besar lagi,” kata Direktur OCBC NISP Rama Pranata Kusumaputra, akhir pekan lalu. Demi menopang ekspansi kredit tersebut, OCBC NISP akan menerbitkan obligasi. Manajemen OCBC memilih pendanaan dengan obligasi karena mereka yakin arus modal asing bakal tetap deras masuk ke Indonesia. OCBC NISP melihat, pasar obligasi tahun depan lebih baik. "Tetapi tergantung juga dari sisi bunga, dari sisi penyerapan pasar, likuiditasnya dan sebagainya,” ujarnya.
Kredit OCBC NISP meningkat 25%
JAKARTA. Penggabungan usaha alias merger memang bisa membuat perusahaan semakin kompetitif. Tengok saja rencana bisnis bank OCBC NISP setelah bergabung dengan saudaranya, Bank OCBC Indonesia. Merger kedua bank milik investor Singapura ini efektif per 1 Januari 2011. Pasca penggabungan OCBC NISP menargetkan, pertumbuhan kreditnya tahun depan bisa mencapai 25%. Target ini terbilang tinggi, mengingat di tahun ini, kredit OCBC NISP diperkirakan hanya tumbuh sekitar 10%.Manajemen OCBC NISP mematok target setinggi itu karena setelah penggabungan kedua bank, segmen penyaluran kredit tahun depan bakal lebih luas. OCBC NISP selama ini lebih fokus di UKM dan konsumen. Sementara OCBC Indonesia lebih fokus di kredit korporasi. "Dengan penggabungan kami jadi lebih lengkap dan kami bisa bertumbuh lebih besar lagi,” kata Direktur OCBC NISP Rama Pranata Kusumaputra, akhir pekan lalu. Demi menopang ekspansi kredit tersebut, OCBC NISP akan menerbitkan obligasi. Manajemen OCBC memilih pendanaan dengan obligasi karena mereka yakin arus modal asing bakal tetap deras masuk ke Indonesia. OCBC NISP melihat, pasar obligasi tahun depan lebih baik. "Tetapi tergantung juga dari sisi bunga, dari sisi penyerapan pasar, likuiditasnya dan sebagainya,” ujarnya.