Kredit otomotif bank masih tak berdaya



JAKARTA. Industri perbankan sepertinya belum bisa melepaskan diri dari bayang-bayang penurunan penjualan otomotif nasional. Lihat saja, kinerja perbankan dalam menyalurkan kredit otomotif pada paruh pertama tahun ini masih tak berdaya.

PT Bank Central Asia Tbk, misalnya. Bank swasta nomor wahid di Tanah Air ini hanya membukukan pertumbuhan kredit otomotif sebesar 8% atau menjadi Rp 30,5 triliun pada Juni 2015 ketimbang periode yang sama tahun lalu.

“Saat ini, permintaan kredit memang turun, mengikuti pasar otomotif nasional. Banyak konsumen yang bersikap wait and see. Kami tidak ingin mendorong paksa penyaluran kredit kendaraan bermotor. Jadi, ikuti tren saja,” ujar Henry Koenaifi, Direktur BCA kepada KONTAN, Kamis (13/8).


Padahal, per 1 April 2015, BCA sudah memangkas bunga kredit otomotif sebesar 100 basis poin atau 1%. Paket bunga otomotif untuk tenor 5 tahun terdiri dari bunga kredit sebesar 5,99% untuk fix dua tahun dan 7,19% untuk cap dua tahun. Penurunan bunga kredit sejatinya untuk mendongkrak kredit otomotif yang disalurkan BCA.

Upaya tersebut nampaknya tak ampuh juga. Seperti diketahui, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis, penjualan mobil pada paruh pertama tahun ini rontok 16% ketimbang Juni 2014 lalu. Penurunan penjualan sepeda motor malah lebih parah lagi, yaitu mencapai 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun demikian, kredit otomotif BCA, sambung Henry, masih mampu membukukan pertumbuhan positif, meski memang terjadi perlambatan. “Prediksi kami penyaluran kredit kendaraan bermotor sampai akhir tahun nanti tumbuh di kisaran 6%-8% saja ketimbang tahun lalu, yaitu Rp 28,8 triliun,” terang dia.

Serupa tapi tak sama, hal itu juga dialami PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Kredit kendaraan bermotor perseroan tercatat turun 11% pada semester pertama tahun ini. Pun demikian, penurunan ini masih dianggap lebih baik ketimbang penurunan penjualan otomotif nasional.

Sayangnya, kredit kendaraan bermotor Bank Danamon melalui anak usahanya, yaitu Adira Finance, berkontribusi hingga 40% terhadap total kredit perseroan. Sehingga, ketika kredit otomotif turun, imbasnya langsung terasa bagi perseroan.

Alhasil, secara total, kredit Bank Danamon terkoreksi tipis 3% menjadi hanya Rp 136,3 triliun. Walapun, segmen lainnya berkontribusi positif, seperti usaha kecil dan menengah yang tumbuh 7%, ritel, kredit pemilikan rumah, kredit tanpa agunan serta kartu kredit mampu membukukan kenaikan 16%.

Vera Eve Lim, Direktur Bank Danamon menuturkan, di sisi lain, ini berarti saat yang tepat bagi perseroan untuk mendongkrak segmen kredit yang lebih berpeluang. “Kami akan genjot segmen kredit yang berkontribusi positif,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri