Kredit perbankan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi pada kuartal IV



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perbankan terus mengalami pemulihan. Data Bank Indonesia (I), kredit per September tumbuh 2,2% secara year on year (YoY)  dan naik  1,2% secara bulanan. Ini terutama ditopang oleh kredit modal kerja yang tumbuh 2,8% YoY. 

Semua sektor menunjukkan peningkatan pinjaman. Sektor transportasi  tercatat tumbuh paling signifikan (+3,2% MoM), keuangan sektor perantara (+2.6% MoM), dan manufaktur (+1.8% MoM). 

Handiman Soetoyo Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit pada kuartal IV akan tumbuh lebih baik jika kasus Covid-19 yang rendah dapat dipertahankan dan situasi ekonomi makro tetap menguntungkan.


"Dengan PMI manufaktur melonjak ke rekor tertinggi 57,2 di bulan Oktober, kami memperkirakan pertumbuhan kredit akan berlanjut di bulan Oktober, didukung oleh peningkatan lebih lanjut dalam mobilitas dan kegiatan ekonomi," tulis Handiman dalam risetnya, Selasa (2/11).

Baca Juga: Hingga kuartal III, laba anak usaha BNI naik 4,1%

Menurut Handiman, yield kredit masih berlanjut turun di tengah likuiditas yang cukup longgar dan persaingan antar bank yang rendah. Yield untuk kredit modal kerja, investasi, konsumsi secara bulanan masing-masing turun sebesar 6bps, 4bps, dan 4bps. Sedangkan secara tahunan, turun sekitar 45%-63 bps, relatif sejalan dengan penuruan bunga acuan BI.

Sementara Non Performing Loan (NPL) turun menjadi 3,2% di September, dari 3,3% di Agustus. Ini didorong oleh segmen kredit investasi dan modal kerja. 

Mengingat kegiatan ekonomi telah dibuka kembali secara bertahap, Mirrae Asset memperkirakan akan melihat penurunan biaya provisi pada kuartal IV yang akan menjadi katalis terbesar untuk harga saham bank. "Penurunan terjadi karena sebagian besar provisi telah dibukukan pada kuartal sebelumnya," kata Handiman. 

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, laba bersih empat bank besar, terutama di BBNI (+79,3% YoY), diikuti oleh BMRI (+37,5%), BBRI (+36,4%), dan BBCA (15,8%).

Baca Juga: Mengukur prospek bank digital dengan adanya digital maturity assessment

Handiman bilang, sebagian besar peningkatan laba bersih disebabkan oleh  beban bunga yang lebih rendah secara signifikan yang meningkatkan pendapatan bunga bersih, dan  pendapatan non-bunga yang lebih tinggi.

Menurut Handiman, sejauh ini, BBNI menunjukkan kenaikan laba bersih terbesar sepanjang sembilan bulan. Ini  didukung oleh pertumbuhan pendapatan non-bunga yang kuat, opex yang terkendali, dan beban provisi yang flat.

Selanjutnya: OJK tutup Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) 2021, ini daftar pemenangnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi