Kredit Perbankan Diprediksi Menguat pada Semester II 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melambatnya pertumbuhan kredit perbankan nasional di paruh pertama tahun ini menurut pengamat perbankan disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, sehingga perusahaan menahan diri untuk melakukan ekspansi produksinya.

"Di sisi lain perlambatan kredit juga disebabkan oleh kondisi perlambatan ekonomi, dimana bank lebih selektif untuk menyalurkan kredit untuk mengantisipasi peningkatan kredit macet," kata Trioksa Siahaan, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) kepada Kontan, Jumat (4/8).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertumbuhan kredit di bulan Juni 2023 tercatat melambat, yakni tumbuh 7,76% year on year (YoY), dari bulan Mei lalu yang tumbuh 9,39%. Sementara jika dilihat dari pertumbuhan per bulannya, kredit perbankan juga tumbuh melambat yakni 1,20% month to month (MoM) di Juni, melambat dari bulan Mei lalu yang tumbuh 1,74%.


Pertumbuhan yang melambat tersebut menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana adalah hal yang perlu dianalisis lebih dalam, pasalnya penyaluran kredit di perbankan disampaikan Dian memiliki siklus terpola.

Baca Juga: Investor Asing Rajin Masuk ke Bank di Indonesia, Bagaimana Kinerjanya?

"Kalau sebetulnya kita coba analisis lebih dalam, dan saya coba bandingkan dengan Rencana Bisnis Bank (RBB), justru target kredit bank itu dinaikkan, bukan turun targetnya, bahkan tahun 2022 lalu pertumbuhannya dua digit," kata Dian, Kamis (3/8).

Lebih lanjut Dian menyampaikan sulit untuk melihat pergerakan bulanan pada penyaluran kredit perbankan, yang mana bisa naik dan turun.

"Dan jika kita saya analisis lebih dalam, pada tahun 2022 lalu memang nampak siklus penyaluran kredit itu seperti terpola, ada waktu tertentu, sehingga jika dilihat tahun lalu pertumbuhannya meningkat itu bisa terjadi di triwulan ketiga dan keempat," terang Dian.

Sementara itu sejumlah perbankan menyampaikan optimismenya terkait pertumbuhan kredit yang akan tetap tumbuh sesuai target. PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) misalnya, segmen konsumer dan UKM merupakan segmen kredit utama yang menjadi kekuatan utama dari CIMB Niaga, yang akan terus didorong pertumbuhannya di paruh kedua tahun ini.

"Sampai dengan Juni 2023, kami melihat segmen Konsumer, UKM, dan Korporasi masih tumbuh relatif cukup kuat dan berpotensi untuk tetap berlanjut di sepanjang sisa tahun 2023," kata Lee Kai Kwong, Direktur Strategy, Finance & SPAPM CIMB Niaga kepada Kontan, Jumat (4/8).

CIMB Niaga memproyeksikan pertumbuhan kredit bank akan lebih kuat di semester kedua tahun ini. Meskipun memang tahun ini diakui sedikit berbeda karena memasuki tahun politik, dimana pembelian high value beberapa mengalami penundaan seperti properti.

Penyaluran kredit CIMB Niaga secara konsolidasian tercatat sebesar Rp 153,04 triliun per Juni 2023, jumlah ini tumbuh 3,84% dari Rp 147,38 triliun pada periode yang sama di tahun lalu. 

Optimisme lainnya juga berasal dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan penyaluran kredit bank masih akan tetap tumbuh hingga akhir tahun. Pertumbuhan ini akan didorong oleh permintaan kredit korporasi yang diproyeksikan  meningkat pesat di paruh kedua tahun ini. 

Maklum saja, Jahja melihat kredit korporasi berasal dari project-project infrastruktur untuk jalan tol, pelabuhan, dan power plant yang cukup besar permintaannya, baik di sektor swasta, dan terlebih BUMN. Meskipun memang di awal tahun permintaannya kurang berkembang seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: 26 Fintech Belum Penuhi Permodalan Minimum Rp 2,5 Miliar, Ini Kata OJK

BCA sendiri tetap sesuai target dengan pertumbuhan kredit di kisaran 10%-12% pada 2023. Hingga Juni 2023, BCA mencatat total kredit Rp735,9 triliun, jumlah tersebut diketahui tumbuh 8,96% yoy dari Rp 735,9 di tahun lalu.

BCA akan tetap mengoptimalkan penyaluran kredit konsumer, khususnya KPR, karena memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. BCA juga akan memperkuat penyaluran kredit ke sektor UMKM. Kami berharap total kredit BCA akan tumbuh di kisaran 10%-12% di tahun ini. 

Di sisi lain, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Novita Widya Anggaraini mengatakan di semester I tahun ini BNI secara prudent memilih untuk disiplin di semester pertama dengan ekspansi selektif yang berfokus pada profitabilitas jangka panjang, terutama dari segmen korporasi blue chip dan consumer.

Editor: Handoyo .