Kredit perbankan diramal maksimal tumbuh 3% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi sebagai dampak dari wabah corona (Covid-19) turut menggerogoti fungsi intermediasi perbankan. Tim riset ekonomi PT Bank Mandiri Tbk memperkirakan kredit perbankan tahun ini hanya akan tumbuh 1,7%.

Dalam hasil analisa ekonom Bank Mandiri yang diunggah 5 Juni 2020 lalu disebutkan, tahun ini perbankan cenderung berhati-hati dan tidak terlalu agresif dalam menyalurkan kredit. Selain pandemi Covid-19, tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok juga menjadi pertimbangan utama perbankan dalam menyalurkan kredit.

Sejatinya, proyeksi tersebut tidak jauh beda dengan prediksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mengutip artikel Kontan.co.id akhir April lalu, OJK menyebut kemungkinan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini maksimal hanya 2%. Malah, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso kala itu menyebut kredit bisa saja tumbuh stagnan.


Baca Juga: Perbankan percepat tahapan transformasi digital untuk hadapi new normal

Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto juga memprediksi kredit maksimal hanya tumbuh 2%-3%. Bahkan, kredit bisa saja tumbuh di bawah angka pertumbuhan prpduk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Per April 2020, kredit perbankan masih bisa tumbuh 4,9% secara year on year (yoy) menurut data Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI). Realisasi ini menurun dari bulan sebelumnya yang sempat tumbuh 7,2% secara yoy.

Ryan mengatakan, dalam situasi pandemi saat ini, pertumbuhan kredit lebih banyak disumbang oleh bank besar di kelompok BUKU IV. "BUKU IV masih punya mitra debitur, terutama debitur BUMN, sementara bank yang lebih kecil saat ini lebih fokus membenahi kredit bermasalah, ketimbang ekspansi," terangnya kepada Kontan.co.id, Minggu (14/6).

Ryan menegaskan, saat ini pemerintah dan pemangku kebijakan harus lebih dulu membenahi persoalan dari sisi kesehatan, sebelum mendorong perekonomian. "Karena kalau permasalahan ini tidak segera selesai, bisa saja kredit tumbuh 1% atau negative growth. Lantaran, mesin penggerak ekonominya juga belum dalam kapastitas optimal," ulasnya.

Ia menebak, perlambatan kredit akibat dampak Covid-19 akan terus berlanjut sampai tahun 2021. "Ini merupakan pilihan terbaik di tengah situasi ini. Pertumbuhan 3% itu masih sangat positif," tuturnya.

Beberapa bank memang secara terang-terangan menyebut tidak berencana menggenjot ekspansi kredit saat ini. Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA memilih untuk lebih konservatif dalam memberikan kredit.

Sebab, saat ini bank harus jeli memilih mana nasabah yang masih potensial dan melihat kondisi sektor bersangkutan. Beberapa sektor yang disoroti misalnya seperti industri pengolahan atau industri kesehatan yang memang membutuhkan kredit baru.

Baca Juga: Suntik dana segar, KB Kookmin Bank akan resmi jadi pengendali Bank Bukopin

Editor: Khomarul Hidayat