KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perbankan semakin mengalami perlambatan secara tahunan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit perbankan per November 2020 mengalami kontraksi 1,39% year on year (YoY). Kontraksi tersebut meningkat dari bulan sebelumnya hanya minus 0,47% YoY. BI memandang bahwa rendahnya pertumbuhan kredit lebih disebabkan oleh sisi permintaan dari dunia usaha dan juga adanya persepsi risiko dari sisi penawaran perbankan. Namun, BI memperkirakan pertumbuhan kredit berpotensi akan meningkat pada sektor-sektor seperti Industri Makanan dan Minuman, Industri Logam Dasar, Industri Kulit dan Alas Kaki, di samping sejumlah sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ekspor.
“Kinerja korporasi pada sektor-sektor tersebut serta pada UMKM menunjukan perbaikan, tercermin pada peningkatan indikator penjualan dan kemampuan bayar di dunia usaha,” kata Perry Warjiwo Gubernur BI dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (17/12). Baca Juga: Simak langkah-langkah lanjutan BI untuk perkokoh ekonomi domestik BI akan melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif, serta memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, KSSK, perbankan dan dunia usaha untuk mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas.