Kredit perbankan tumbuh 21,16% tapi BI belum puas



JAKARTA. Keran kredit perbankan hingga minggu kedua September 2010 telah mengucurkan kredit senilai total Rp 1.632,02 triliun. Artinya, dalam setahun terakhir kredit perbankan tumbuh 22,32% atau 14,11% jika dihitung dari awal tahun 2010.

Namun, Bank Indonesia (BI) belum puas. BI menilai, penyaluran kredit perbankan tidak tumbuh setinggi yang tertera dalam angka statistik tersebut. "Jangan terpaku pada persen pertumbuhan tapi lebih kepada magnitude," kata Deputi Gubernur BI Budi Mulya dalam diskusi dengan media massa, Jumat (17/9).

Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan terlihat tinggi jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu. Pasalnya, pada akhir tahun 2009 lalu pertumbuhan kredit perbankan hanya sebesar 10% karena dampak krisis finansial global.


Itu sebabnya, kenaikan kredit sedikit saja bisa membuat pertumbuhan kredit perbankan menanjak. "Sampai akhir tahun, pertumbuhan kredit kita masih di bawah 20% kalau seperti ini terus," jelas Darmin.

Oleh karena itu, BI ingin mendorong penyaluran kredit perbankan melalui kebijakan giro wajib minimum yang diselaraskan dengan loan to deposit ratio (LDR). Kebijakan yang berlaku efektif mulai 1 Maret 2011 ini bakal mendukung pertumbuhan kredit di tahun 2011. "Kebijakan ini menimbulkan berbagai reaksi. Tetapi, bagi sebagian besar bank tidak masalah karena LDR perbankan secara industri saat ini sudah mencapai 78%," ujarnya. Dus, posisi LDR tersebut sesuai dengan batas bawah yang ditetapkan BI dalam aturan GWM - LDR.

Kredit rupiah tumbuh lebih tinggi

Berdasarkan data BI, pertumbuhan kredit rupiah hingga pekan kedua September 2010 mencapai 22,32% sedangkan pertumbuhan kredit valas hanya 14,5%.Direktur kredit Bank Central Asia Henry Koenaifi juga mengatakan, BCA mengalami hal serupa. "Secara keseluruhan, kredit kami meningkat terus menerus. Jika dibanding dengan tahun lalu, kami mengalami pertumbuhan kredit lebih dari 20%," ujarnya.

Dia melanjutkan, BCA menyalurkan kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar Rp 1,2 triliun - Rp 1,5 triliun per bulan. Sedangkan, untuk penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR), BCA mengucurkan Rp 700 miliar - Rp 800 miliar per bulannya. "Untuk KKB, pertumbuhannya sekitar 30% dibandingkan dengan tahun lalu. KPR bertumbuh lebih dari 20% dibanding tahun lalu," ujarnya.

Direktur Utama Bank Syariah Bukopin (BSB) Riyanto mengaku, pertumbuhan pembiayaan di BSB mencapai 20%-30% dibandingkan pembiayaan dengan tahun lalu. Rata-rata, pembiayaan yang disalurkan BSB berkisar antara Rp 60 miliar - Rp 100 miliar per bulan. Padahal, tahun lalu rata-rata hanya Rp 50 miliar - Rp 70 miliar. "Ada peningkatan pembiayaan konsumsi dan pengadaan kendaraan. Pembiayaan yang disalurkan melalui koperasi juga meningkat," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test