JAKARTA. Keran kredit perbankan hingga minggu kedua September 2010 telah mengucurkan kredit senilai total Rp 1.632,02 triliun. Artinya, dalam setahun terakhir kredit perbankan tumbuh 22,32% atau 14,11% jika dihitung dari awal tahun 2010. Namun, Bank Indonesia (BI) belum puas. BI menilai, penyaluran kredit perbankan tidak tumbuh setinggi yang tertera dalam angka statistik tersebut. "Jangan terpaku pada persen pertumbuhan tapi lebih kepada magnitude," kata Deputi Gubernur BI Budi Mulya dalam diskusi dengan media massa, Jumat (17/9). Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan terlihat tinggi jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu. Pasalnya, pada akhir tahun 2009 lalu pertumbuhan kredit perbankan hanya sebesar 10% karena dampak krisis finansial global.
Itu sebabnya, kenaikan kredit sedikit saja bisa membuat pertumbuhan kredit perbankan menanjak. "Sampai akhir tahun, pertumbuhan kredit kita masih di bawah 20% kalau seperti ini terus," jelas Darmin. Oleh karena itu, BI ingin mendorong penyaluran kredit perbankan melalui kebijakan giro wajib minimum yang diselaraskan dengan loan to deposit ratio (LDR). Kebijakan yang berlaku efektif mulai 1 Maret 2011 ini bakal mendukung pertumbuhan kredit di tahun 2011. "Kebijakan ini menimbulkan berbagai reaksi. Tetapi, bagi sebagian besar bank tidak masalah karena LDR perbankan secara industri saat ini sudah mencapai 78%," ujarnya. Dus, posisi LDR tersebut sesuai dengan batas bawah yang ditetapkan BI dalam aturan GWM - LDR. Kredit rupiah tumbuh lebih tinggi