KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit properti yang mulai bangkit menjadi berkah bagi bisnis asuransi properti. Pasalnya, kenaikan penyaluran bisnis properti membuat asuransi properti ikut laris manis. Data Bank Indonesia mencatat, kredit properti hingga Februari 2019 tumbuh 17,9% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 937,1 triliun. Sementara itu, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tumbuh 13,7%
year on year menjadi Rp 469,3 triliun. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe mengatakan menggeliatnya kredit properti pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan meningkatkan premi asuransi properti. Lantaran semua objek KPR akan dijamin oleh asuransi.
Kendati demikian, Dody menyatakan sejauh ini porsi premi asuransi okupasi rumah tinggal yang dibiayai oleh KPR masih di bawah okupasi properti industrial. Hal ini disebabkan nilai pertanggungan KPR rata-rata jauh di bawah nilai pertanggungan objek properti industri. "Kami mengestimasi lini bisnis properti tetap tumbuh di tahun 2019 dengan pertimbangan pembangunan fisik properti mengalami pertumbuhan, terutama dari sektor industri. Sayangnya AAUI tidak membuat estimasi angka pertumbuhan premi per lini bisnis. Namun secara keseluruhan pertumbuhan premi diperkirakan tumbuh 10% dibandingkan tahun 2018," ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Rabu (10/4) Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Tbk HSM Widodo menyatakan produk asuransi untuk KPR dan KPA memiliki sifat jangka Panjang. Sehingga dampaknya dalam laporan keuangan belum akan terlihat saat ini. "Pembukuan pendapatan untuk premi multiyears tersebut memang dilakukan pada moment revenue recognition. Akan tetapi saat yang sama akan menimbulkan kewajiban pencadangan 100% dari besaran premi tersebut. Sehingga akan bagus secara topline dan asset. Akan tetapi secara earning yang didapat untuk tahun tersebut hanya satu per dari jangka perlindungannya," jelas Widodo kepada Kontan.co.id. Oleh sebab itu, Widodo menyebut pada kuartal pertama 2019 ini, perusahaan mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 8,78% yoy. Pertumbuhan premi asuransi dengan sandi saham ASBI ini ditopang oleh produk Varia, kendaraan bermotor, hull dan engineering. Sedangkan di properti masih stagnan. PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika (MPM Insurance) mengarap segmen industrial untuk produk properti. Presiden Direktur MPM Insurance Alexander Hendro Setokusumo menyatakan skema bisnis yang dijalankan merupakan co-insurance dengan perusahaan asuransi lain. Bila risiko sebuah properti perusahaan dianggap menarik, maka MPM akan memperbesar jaminan yang ditawarkan. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe mengatakan menggeliatnya kredit properti pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan meningkatkan premi asuransi properti. Lantaran semua objek KPR akan dijamin oleh asuransi. Kendati demikian, Dody menyatakan sejauh ini porsi premi asuransi okupasi rumah tinggal yang dibiayai oleh KPR masih di bawah okupasi properti industrial. Hal ini disebabkan nilai pertanggungan KPR rata-rata jauh di bawah nilai pertanggungan objek properti industri. "Kami mengestimasi lini bisnis properti tetap tumbuh di tahun 2019 dengan pertimbangan pembangunan fisik properti mengalami pertumbuhan, terutama dari sektor industri. Sayangnya AAUI tidak membuat estimasi angka pertumbuhan premi per lini bisnis. Namun secara keseluruhan pertumbuhan premi diperkirakan tumbuh 10% dibandingkan tahun 2018," ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Rabu (10/4) Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Tbk HSM Widodo menyatakan produk asuransi untuk KPR dan KPA memiliki sifat jangka Panjang. Sehingga dampaknya dalam laporan keuangan belum akan terlihat saat ini. "Pembukuan pendapatan untuk premi
multiyears tersebut memang dilakukan pada
moment revenue recognition. Akan tetapi saat yang sama akan menimbulkan kewajiban pencadangan 100% dari besaran premi tersebut. Sehingga akan bagus secara
topline dan aset. Akan tetapi secara
earning yang didapat untuk tahun tersebut hanya satu per dari jangka perlindungannya," jelas Widodo kepada Kontan.co.id.
Oleh sebab itu, Widodo menyebut pada kuartal pertama 2019 ini, perusahaan mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 8,78% yoy. Pertumbuhan premi asuransi dengan sandi saham ASBI ini ditopang oleh produk Varia, kendaraan bermotor, hull dan engineering. Sedangkan di properti masih stagnan. PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika (MPM Insurance) mengarap segmen industrial untuk produk properti. Presiden Direktur MPM Insurance Alexander Hendro Setokusumo menyatakan skema bisnis yang dijalankan merupakan
co-insurance dengan perusahaan asuransi lain. Bila risiko sebuah properti perusahaan dianggap menarik, maka MPM akan memperbesar jaminan yang ditawarkan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi