Kredit Properti Terdongkrak Bunga Rendah



JAKARTA. Permintaan kredit properti tahun ini tampaknya lebih baik ktimbang tahun lalu. Berdasarkan data SEKI Bank Indonesia (BI) per akhir April 2010, kredit properti tercatat Rp 204,57 triliun atau naik 5,11% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 194,63 triliun.

Menanggapi angka itu, Joice Farida Rosandi, General Manager Kredit Konsumen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bilang pertumbuhan kredit properti terutama disebabkan dua hal, yakni suku bunga dan nilai properti. "Terutama bunga yang sudah mulai turun. Di BRI saja kami sudah mematok bunga 7,5% dan 8,8% fixed rate dua tahun tanpa syarat dengan tenor 15-20 tahun," katanya, kepada KONTAN, Selasa (15/6).

Selain bunga, faktor nilai investasi properti juga menentukan. Di Indonesia, jelas dia, orang masih tertarik berinvestasi di properti. Ini membuat permintaan kredit sektor properti masih bagus. Apalagi nilai properti didukung harga tanah yang relatif tetap. "Hal ini membuat investor terutama pengembang tetap tertarik berinvestasi di sektor properti ini," jelasnya.


Saat ini kredit konsumen BRI mengalir ke kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 70%-80%, kredit pemilikan mobil (KPM) 15%, dan kredit multiguna 5%. Khusus KPR, BRI menargetkan outstanding Rp 7,5 triliun hingga akhir 2010 atau ada tambahan kredit baru Rp 2,5 triliun dari outstanding Rp 5 triliun.

Senada dengan Joice, General Manager Divisi Kredit Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Diah Sulianto optimistis kredit properti tahun ini masih akan tumbuh bagus. Iklim positif di sektor ini didukung kondisi pertumbuhan perekonomian yang bisa mencapai 5,5%-6%.

Diah juga sependapat penurunan bunga turut mendongkrak kinerja kredit properti perbankan. "Bunga di BNI saat ini juga sudah rendah," tegasnya.Sepanjang tahun ini, Diah optimistis, BNI bisa menyalurkan kredit KPR baru hingga Rp 3,8 triliun. Dengan target penyaluran kredit baru itu Diah berharap outstanding KPR BNI hingga akhir tahun bisa menyentuh Rp 12 triliun.

Dari angka total kredit yang mengalir ke sektor properti, bank swasta nasional masih menjadi penyalur kredit properti terbesar yang mencapai Rp 99,09 triliun atau tumbuh 4,2% dibandingkan April 2009 senilai Rp 95,09 triliun. Berikutnya, bank persero alias bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menjadi penyalur terbesar kedua dengan nilai Rp 76,14 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test