Kredit Restrukturisasi Bank Mandiri Tersisa Rp 35,9 Triliun di Akhir 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berhasil menekan kredit restrukturisasi terdampak Covid-19 di tahun lalu. 

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menyatakan total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) tinggal Rp 35,9 triliun di penghujung 2022. 

Ia menyatakan posisi ini sudah turun 48,49% dibandingkan kondisi akhir tahun 2021 yang mencapai Rp 69,7 triliun. Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, ia menyatakan Bank Mandiri terus menjaga pembentukan pencadangan. 


“Per akhir Desember 2022, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN secara bank only sebesar Rp 10,3 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai," ujarnya, Selasa (31/1). 

Baca Juga: Dorong Hilirisasi, Jokowi Minta Perbankan Permudah Kredit untuk Bangun Smelter

Performa bisnis yang solid ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang mengalami perbaikan secara bank only. Per akhir 2022, rasio non performing loan (NPL) Bank Mandiri (bank only) berhasil menurun sebesar 93 basis poin (bps) secara tahunan ke level 1,88%. 

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk dengan menyediakan pencadangan yang mencukupi. 

Alhasil, meski NPL relatif menurun, perseroan tetap meningkatkan rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai sebesar 311% pada akhir tahun 2022. 

Ia menyebut akan meneruskan menekan NPL  ke level di bawah 2% atau berada di kisaran 1,7% hingga 1,8% di 2023. Ini seiring semakin membaikan kredit berisiko tinggi alias loan at risk (LAR) yang terus turn dari puncaknya di 17,75% menjadi 12,1% pada akhir 2022. 

Ia memproyeksikan LAR Bank Mandiri bisa turun jadi 8% hingga 9% dari total portofolio kredit di akhir 2023 seiring membaiknya debitur yang sempat masuk program restrukturisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi