JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meluncurkan program Jangkau, Sinergi dan Guideline (Jaring). Program ini dimaksudkan membantu nelayan dalam mengembangkan usahanya. Slamet Edy Purnomo, Direktur Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, kredit sektor kelautan dan perikanan per September 2015 mencapai Rp 20,2 triliun. Dari jumlah tersebut, kredit pengolahan dan jasa produksi sebesar Rp 5,7 triliun. Kredit untuk kebutuhan pemasaran mencapai Rp 6,1 triliun. Adapun kredit untuk penangkapan sebesar Rp 4,2 triliun. Sementara kredit budidaya sebesar Rp 3,3 triliun. "Porsi penyaluran kredit yang paling kecil adalah kredit hulu pengolahan sebesar Rp 778 miliar. Potensi pembiayaan sektor kelautan dan perikanan sangat besar," tutur Edy, Selasa (3/11). Pada tahap awal, terdapat delapan perbankan yang berkomitmen menyalurkan pembiayaan sektor kelautan dan perikanan. Delapan perbankan tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Ada juga PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Bukopin Tbk dan PT BPD Sulselbar. Setelah delapan bank pelopor pembiayaan sektor kelautan dan perikanan, terdapat penambahan lima bank yang ikut bergabung dengan Jaring. Lima bank tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga, PT Bank Sinarmas Tbk dan PT BPD Jawa Timur Tbk.
Kredit sektor kelautan perikanan capai Rp 20,2 T
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meluncurkan program Jangkau, Sinergi dan Guideline (Jaring). Program ini dimaksudkan membantu nelayan dalam mengembangkan usahanya. Slamet Edy Purnomo, Direktur Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, kredit sektor kelautan dan perikanan per September 2015 mencapai Rp 20,2 triliun. Dari jumlah tersebut, kredit pengolahan dan jasa produksi sebesar Rp 5,7 triliun. Kredit untuk kebutuhan pemasaran mencapai Rp 6,1 triliun. Adapun kredit untuk penangkapan sebesar Rp 4,2 triliun. Sementara kredit budidaya sebesar Rp 3,3 triliun. "Porsi penyaluran kredit yang paling kecil adalah kredit hulu pengolahan sebesar Rp 778 miliar. Potensi pembiayaan sektor kelautan dan perikanan sangat besar," tutur Edy, Selasa (3/11). Pada tahap awal, terdapat delapan perbankan yang berkomitmen menyalurkan pembiayaan sektor kelautan dan perikanan. Delapan perbankan tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Ada juga PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Bukopin Tbk dan PT BPD Sulselbar. Setelah delapan bank pelopor pembiayaan sektor kelautan dan perikanan, terdapat penambahan lima bank yang ikut bergabung dengan Jaring. Lima bank tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga, PT Bank Sinarmas Tbk dan PT BPD Jawa Timur Tbk.