JAKARTA. Pertumbuhan kredit korporasi pada tahun 2014 mendatang diperkirakan bakal lebih rendah ketimbang tahun ini. Maklum, kondisi perekonomian global belum stabil, sehingga berpengaruh pada pembiayaan ekspor dan impor. Direktur Korporasi Bank Mandiri, Fransisca Nelwan Mok, memperkirakan pertumbuhan kredit korporasi tahun depan akan di antara 20% - 25%. Menurutnya, pelambatan kredit korporasi sudah mulai tampak. Ia memperkirakan, penyaluran kredit korporasi hingga akhir tahun 2013 hanya tumbuh di kisaran 10%- 15%. Hingga September 2013, kredit korporasi Bank Mandiri masih tumbuh 18,8% atau senilai Rp 153,5 triliun. Krishna R. Suprapto Direktur Business Banking BNI, menilai penyaluran kredit korporasi akan lebih rendah, karena kondisi makro ekonomi yang belum membaik. Saat ini, ia masih mengkaji rasio pertumbuhan kredit korporasi pada tahun 2014. Hingga September 2013, penyaluran kredit korporasi BNI mencapai Rp 102,3 triliun. Jumlah ini melesat 58% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 64,76 triliun.
Kredit sektor korporasi akan melambat
JAKARTA. Pertumbuhan kredit korporasi pada tahun 2014 mendatang diperkirakan bakal lebih rendah ketimbang tahun ini. Maklum, kondisi perekonomian global belum stabil, sehingga berpengaruh pada pembiayaan ekspor dan impor. Direktur Korporasi Bank Mandiri, Fransisca Nelwan Mok, memperkirakan pertumbuhan kredit korporasi tahun depan akan di antara 20% - 25%. Menurutnya, pelambatan kredit korporasi sudah mulai tampak. Ia memperkirakan, penyaluran kredit korporasi hingga akhir tahun 2013 hanya tumbuh di kisaran 10%- 15%. Hingga September 2013, kredit korporasi Bank Mandiri masih tumbuh 18,8% atau senilai Rp 153,5 triliun. Krishna R. Suprapto Direktur Business Banking BNI, menilai penyaluran kredit korporasi akan lebih rendah, karena kondisi makro ekonomi yang belum membaik. Saat ini, ia masih mengkaji rasio pertumbuhan kredit korporasi pada tahun 2014. Hingga September 2013, penyaluran kredit korporasi BNI mencapai Rp 102,3 triliun. Jumlah ini melesat 58% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 64,76 triliun.