kredit seret di kuartal II 2019, pendapatan bunga bank ikut melambat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan di awal kuartal II 2019 melambat. Analisis uang beredar Bank Indonesia (BI) mencatatkan per April 2019 kredit perbankan tumbuh 11%, pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sempat naik 11,5%.

Kendati kredit lebih lambat, pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) sejumlah bank masih tumbuh deras. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya yang menyatakan per Mei 2019 menyebut pendapatan bunga masih tumbuh sebesar 18,72% secara year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan pencapaian di bulan Maret 2019 lalu yang sempat tumbuh 21,69% secara tahunan.

Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan, perlambatan tersebut disebabkan oleh hari efektif di bulan Mei 2019 yang pendek, alhasil proses collection atas kredit pun belum maksimal dan berdampak pada pendapatan bunga yang kurang optimal.


Sementara itu, pihaknya tidak mematok pertumbuhan tinggi di tahun ini untuk pendapatan bunga alias hanya ditarget tumbuh 10%-14%. "Diproyeksikan pendapatan bunga BTN pada tahun ini akan berada pada kisaran Rp 25-26 triliun," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/6). Sekadar informasi saja, per April 2019 kredit BTN tercatat tumbuh 19,35% secara yoy menjadi Rp 222,01 triliun.

Serupa dengan BTN, PT BPD Sumatera Utara (Sumut) juga mengalami penyusutan NII di bulan April 2019 dibandingkan periode Maret 2019. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar menuturkan per April 2019 NII Bank Sumut baru tumbuh 7,3% secara yoy. "Sedikit menurun dibandingkan NII Maret 2019 sebesar 7,67%.

Namun, masih tumbuh dibandingkan NII per Desember 2019 sebesar 7,36% yoy," katanya. Bank milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ini optimis NII pada bulan Desember 2019 bisa kembali terangkat naik minimal sebesar 7,83%.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim menilai sejauh ini pertumbuhan pendapatan bunga perseroan masih relatif stabil. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya permintaan kredit di BCA. "Pertumbuhan (kredit) dibanding tahun lalu so far di kisaran 12%, jadi tidak terlalu ada pengaruh," ujarnya.

Vera juga memandang pertumbuhan kredit maupun pendapatan bunga BCA diramal masih akan stabil hingga akhir tahun. Apalagi menurutnya, perseroan tidak memiliki rencana untuk menaikkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat.

"Kita tidak ada rencana menaikkan suku bunga kredit, walaupun bunga deposito naik 150 bps. Bunga kredit kami naik tidak sampai 50 bps," jelasnya.

Sekadar informasi saja, per April 2019 NII BCA masih tumbuh sebesar 13,61% secara yoy menjadi Rp 15 triliun. Peningkatan tersebut ditopang dari kenaikan pendapatan bunga sebesar 16,25% menjadi Rp 19,29 triliun. Sementara dari sisi fungsi intermediasi, kredit bank bersandi bursa BBCA (anggota indeks Kompas100) ini tercatat naik 13,22% dari Rp 479,21 triliun menjadi Rp 542,59 triliun per April 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi