JAKARTA. Kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Bank BNI membengkak. Sampai semester dua tahun ini, rasio NPL sektor UKM BNI masih bertengger di level 9,5%. Direktur Utama Bank BNI Gatot M. Suwondo mengungkapkan, rasio NPL di sektor tersebut melambung akibat dampak krisis ekonomi global. Penyumbang terbesar kredit macet UKM berasal dari sektor menengah dengan nilai pinjaman antara Rp 10 miliar sampai Rp 100 miliar. "Kebanyakan debitur ini bergerak di sektor manufaktur. Mereka yang paling terkena dampak krisis," katanya, kemarin (16/7). Bank BNI mengaku cukup waspada lantaran kredit di sektor manufaktur ini mencapai 26,6% dari portofolio kredit Bank BNI. Sedangkan proporsi kredit menengah dan kecil mencapai 43% dari portofolio. Agar pembiayaan seret ini tak sampai mengganggu bisnis, Bank BNI berupaya melakukan restrukturisasi kredit. "Ini kami harapkan ada jalan keluar," kata Gatot.
Kredit Seret Sektor UKM 9,5%, BNI Bentuk Satuan Khusus Restrukturisasi
JAKARTA. Kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Bank BNI membengkak. Sampai semester dua tahun ini, rasio NPL sektor UKM BNI masih bertengger di level 9,5%. Direktur Utama Bank BNI Gatot M. Suwondo mengungkapkan, rasio NPL di sektor tersebut melambung akibat dampak krisis ekonomi global. Penyumbang terbesar kredit macet UKM berasal dari sektor menengah dengan nilai pinjaman antara Rp 10 miliar sampai Rp 100 miliar. "Kebanyakan debitur ini bergerak di sektor manufaktur. Mereka yang paling terkena dampak krisis," katanya, kemarin (16/7). Bank BNI mengaku cukup waspada lantaran kredit di sektor manufaktur ini mencapai 26,6% dari portofolio kredit Bank BNI. Sedangkan proporsi kredit menengah dan kecil mencapai 43% dari portofolio. Agar pembiayaan seret ini tak sampai mengganggu bisnis, Bank BNI berupaya melakukan restrukturisasi kredit. "Ini kami harapkan ada jalan keluar," kata Gatot.