Kredit sesuai likuiditas



Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) membuat perbankan mau tidak mau ikut menaikkan suku bunga kredit secara bertahap. Kondisi ini membuat perbankan harus menyiapkan strategi agar penyaluran kredit tetap tumbuh di saat bunga kredit sedang mekar.

Bagi Bank Rakyat Indonesia (BRI), target penyaluran kredit akan tumbuh sesuai dengan upaya perolehan likuiditas di pasar. Hal ini karena pendorong utama pertumbuhan kredit perbankan adalah likuiditas, terutama likuiditas yang bersumber dari dana pihak ketiga (DPK).

Pertumbuhan dana non DPK seperti penerbitan obligasi di pasar modal menurut saya tetap diperlukan bank untuk menjaga mismatch atau ketidaksesuaian dalam jangka panjang yang terjadi di pasar.


Kami menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun ini dan tahun depan masih sesuai dengan rencana yang telah kami canangkan sebelumnya. Sebagai bank yang berfokus pada penyaluran kredit Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), BRI memproyeksikan pertumbuhan kredit masih didorong oleh segmen ini. Termasuk di dalamnya adalah kredit konsumsi.

Porsi penyaluran kredit ke sektor UMKM bisa mencapai 80% dari total portofolio kredit BRI. Target pertumbuhan total kredit pada tahun depan bisa mencapai 14% secara tahunan.

Namun proyeksi pertumbuhan kredit tahun depan bisa berubah seiring dengan risiko likuiditas. Kami memperkirakan risiko likuiditas tetap terjadi hingga tahun depan.

Kredit BRI akan tumbuh sesuai dengan upaya perolehan likuiditas yang kami lakukan. Jadi, driver atau pendorong pertumbuhan penyaluran kredit adalah likuiditas. Selanjutnya, adalah menjaga kualitas kredit agar pendapatan bunga atau interest income dan biaya pendanaan untuk kredit atau credit cost bisa tetap terjaga.

Selain mendorong penyaluran kredit, bank juga berupaya untuk menjaga kualitas kredit agar pendapatan bunga dari penyaluran kredit serta biaya pendanaan tetap berimbang.

Haru Koesmahargyo Direktur Keuangan BRI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi