Kredit sindikasi melejit sepanjang kuartal I-2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek-proyek besar yang dibiayai perbankan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sudah mulai ramai. Itu tercermin dari pertumbuhan kredit sindikasi yang diteken sejak awal tahun.

Baru-baru ini, empat bank menandatangani kredit sindikasi kepada PT Jasamarga Kunciran Cengkareng (JKC) untuk dana talangan lahan Tol Cikunir-Cengkareng sebesar Rp 4 triliun. Keempatnya adalah PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang masing-masing menyumbang Rp 1 triliun.

Bank Mandiri mengakui bahwa terjadi peningkatan kesepakatan kredit sindikasi yang diikuti Bank Mandiri pada kuartal I-2019. Total penyaluran kredit patungan antarbank yang diikuti bank berkode emiten BMRI ini mencapai sekitar Rp 20 triliun selama tiga bulan terakhir.


VP Corporate Solution Group Bank Mandiri Budi Purwanto mengatakan, kredit sindikasi tersebut terdiri dari enam proyek. Dukungan Bank Mandiri dari proyek sindikasi itu lebih dari Rp 6 triliun. "Dibandingkan dengan beberapa deals yang terjadi di pasar sindikasi pada kuartal I tahun lalu, terjadi peningkatan sebesar 15%," ungkap Budi pada Kontan.co.id, Jumat (29/3).

Proyek yang dibiayai Bank Mandiri lewat kredit sindikasi itu bervariasi. Tapi, bank pelat merah ini selalu berperan sebagai lead arranger. Adapun proyek lain yang sebelumnya diikuti bank pelat merah ini adalah kredit sindikasi dana talangan lahan Tol Probolinggo-Banyuwangi dan kredit sindikasi kepada perusahaan pembangkit listrik yakni PT Tamaris Hidro.

Bank Mandiri melihat potensi kredit sindikasi di Indonesia masih besar mengingat saat ini sedang dilaksanakan percepatan proyek strategis nasional. Dana yang dibutuhkan untuk proyek tersebut relatif besar. Proyek yang potensinya masih besar untuk sindikasi diantaranya jalan tol dan pembangkit listrik. BMRI optimistis bisa mencapai pertumbuhan double digit di pasar kredit sindikasi.

BNI juga mencatatkan pertumbuhan di pasar sindikasi. Sepanjang tiga bulan ini, bank dengan kode emiten BBNI ini telah mengikuti delapan sindikasi dengan nilai Rp 26,72 triliun. BNI berpartisipasi Rp 6,78 triliun dalam sindikasi tersebut.

Pemimpin Unit Sindikasi BNI Rommel Sitompul mengatakan, kredit sindikasi yang diikuti BNI sepanjang Januari-Maret 2019 tumbuh 346% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 5,9 triliun.

Proyek sindikasi yang diikuti BNI di antaranya proyek infrastruktur jalan tol & konstruksi, telekomunikasi, pembangkit listrik, serta manufaktur. Bank ini juga ikut dalam sindikasi dana talangan Tol Probolinggo-Banyuwangi dan kredit sindikasi ke PT Tamaris Hidro senilai Rp3,96 triliun. Lalu, mengikuti kredit sindikasi Rp 2,8 triliun pada PT Intiland Development Tbk (DILD).

BNI juga melihat potensi pembiayaan sindikasi tahun ini masih besar dimana sektor yang paling menjanjikan ada di jalan tol, pembangkit listrik, properti, pertambangan, serta minyak & gas. "Target sindikasi BNI akan tumbuh lebih besar dibandingkan pertumbuhan sebelumnya." kata Rommel.

Sementara BRI telah mengikuti empat proyek sindikasi senilai Rp 17 triliun yang diberikan kepada Tol Kunciran-Cengkareng, Tol Probolinggo Banyuwangi, PT Cibitung Tanjung Priok Tollways, dan PT Waskita Bumi Wira (Tol Kriyan-Legundi-Bunder). Partisipasi BRI mencapai Rp 3 triliun.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo melihat potensi kredit sindikasi tahun ini masih besar. Oleh karena itu, BRI menargetkan pembiayaan sindikasi tumbuh 12% dari posisi akhir tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 52 triliun.

Sementara BCA tidak merinci jumlah sindikasi yang diikuti  selama tiga bulan ini. Namun menurut Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA, sindikasi yang diikuti bank swasta BUKU IV ini selama Januari mencapai Rp 12 triliun untuk jalan tol dan pembangkit listrik. Adapun porsi BCA dalam sindikasi itu sebesar Rp 4 triliun.

Namun, sepanjang Februari-Maret masih ada beberapa kredit sindikasi yang diikuti bank ini di antaranya diberikan ke Tol Kunciran-Cengkareng, Intiland Development, Tamaris Hidro, dan ke Buana Finance Rp triliun.

Adapun PT Bank OCBC NISP Tbk belum berhasil mendapatkan kredit sindikasi sepanjang kuartal I ini. Meski begitu,bank ini masih tetap membidik pembiayaan sindikasi tahun ini dan diharapkan bisa tumbuh dari capai tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 12,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati