KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan masih melihat penyaluran kredit sindikasi tahun 2019 cukup prospektif sejalan dengan masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Di bulan pertama tahun ini saja, kerjasama penyaluran kredit sindikasi sudah mulai ramai. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) salah satu yang akan tetap gencar ikut dalam pembiayaan kredit sindikasi. Tahun ini, bank swasta kategori BUKU IV ini menargetkan kredit sindikasi tumbuh 10%. Sepanjang Januari 2019, BCA telah meneken kredit sindikasi dengan nilai lebih dari Rp 12 triliun. Adapun porsi bank ini dalam sindikasi itu lebih dari Rp 4 triliun. "Itu termasuk untuk kebutuhan tol Probolinggo-Banyuwangi dan pembangkit listrik," kata Direktur BCA Santoso Liem kepada Kontan.co.id, Kamis (31/1).
Sementara pada tahun 2018, BCA mampu menyelesaikan kredit sindikasi lebih dari Rp 80 triliun. Adapun partisipasi BCA pada kredit sindikasi mencapai hampir Rp 20 triliun pada tahun 2018, meningkat 12% secara tahunan (
year on year/yoy). Sebagian besarnya disalurkan kepada sektor infrastruktur yang memjadi fokus pemerintah. Pada 30 Januari 2019, BCA telah menekan dua kredit sindikasi. Bank ini ikut berpartisipasi dalam pemberian kredit sindikasi kepada PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) senilai Rp 2,52 triliun. Dana itu untuk menalangi pembebasan lahan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 172 km. Sindikasi tersebut dilakukan BCA dengan Bank Mandiri, Bank BRI, dan Bank BNI. Masing-masing bank mengucurkan Rp 630 miliar. Kredit sindikasi dana talangan tanah ini merupakan kredit tahap awal dari total Rp 4,7 triliun yang direncanakan untuk pembebasan lahan Tol Probolinggo Banyuwangi. Lalu di hari yang sama, BCA bersama BNI juga telah meneken pemberian kredit sindikasi kepada PT lntiland Development Tbk (DILD) senilai Rp2,8 triliun. Fasilitas kredit sindikasi dengan tenor hingga delapan tahun. Dalam sindikasi itu BCA menguncurkan Rp 1,17 triliun dan BNI Rp 1 63 triliun dengan tingkat bunga 10,5%. Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah berperan sebagai arranger untuk pembiayaan sindikasi di sepanjang Januari 2019 dengan total kredit sebesar Rp 13,2 triliun. Dalam sindikasi dana talangan tanah tol Probolinggo-Banyuwangi, BNI berperan sebagai joint lead arranger bersama Mandiri BRI dan BCA dengan berperan sebagai kreditur dan Agen Fasilitas dan agen penampungan. Sedangkan dalam sindikasi ke Intiland, bank pelat merah ini juga berperan sebagai
lead arranger bersama BCA serta sebagai kreditur dan agen fasilitas dan agen penampungan. "Sementara pipeline sindikasi BNI tahun ini masih kami diskusikan internal dan potensi penyaluran di sektor
powerplant, jalan tol dan manufacturing." jelas Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi BNI Rommel Sitompul. Tahun ini, BNI menargerkan pertumbuhan kredit sindikasi minimal 14%. Perusahaan melihat pasar sindikasi akan tetap aktif sejalan dengan meningkatnya anggaran yang dialokasikan pemerintah di sektor infrastruktur dan manufaktur. Sedangkan tahun lalu, BNI terlibat dalam 25 proyek sindikasi dengan nilai Rp 170,8 triliun. Sementara realisasi sindikasi mencapai Rp 133 triliun, tumbuh 14% secara tahunan. Adapun proyek yang dibiayai antara lain jalan tol,
power plant, water treatment, pelabuhan, perkebunan, properti dan manufaktur. Lalu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan penyaluran kredit sindikasi tumbuh double digit tahun ini. Bank pelat merah ini akan fokus menyasar proyek-proyek di sektor infrastruktur.
Bank Mandiri melihat potensi penyaluran kredit sindikasi masih besar. "Pemerintah diperkirakan masih akan mendorong pembangunan infrastruktur, meskipun
infrastructure growth tahun 2019 tidak akan sebesar tahun sebelumnya." kata
Senior EVP Large Corporate Bank Mandiri Dikdik Yustandi. Bank Mandiri memandang pemberian kredit dengan skema sindikasi merupakan salah satu solusi yang efektif dalam pengelolaan risiko. Proses pemberian kredit yang
prudent dan
monitoring yang dilakukan oleh beberapa bank/lembaga keuangan akan memitigasi penurunan kualitas kredit. Sepanjang tahun 2018, Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sindikasi 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Sekitar 36% disalurkan ke sektor jalan tol, 28% di sektor energi dan tambang, 11% di sektor
electricity, dan sisanya di sektor lain seperti pelabuhan dan bandara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi