JAKARTA. Bank Mutiara optimistis penyaluran kredit akan berjalan sesuai target kendati situasi perekonomian global mengarah ke perlambatan. Hal ini terutama karena mayoritas kredit Bank Mutiara merupakan kredit Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM). "Krisis global yang terjadi pada 1998 maupun 2008 menunjukkan sektor UMKM lebih tahan terhadap guncangan dan lebih cepat pulih. Memang usaha penyaluran kredit UMKM lebih keras dibandingkan ke korporasi, tapi risikonya lebih rendah," ujar Managing Director Bank Mutiara Benny Purnomo kepada KONTAN, Kamis (6/10).Dari total penyaluran kredit Bank Mutiara Rp 9 triliun per September 2011, sebanyak 70% adalah kredit ritel UMKM sementara sisanya merupakan kredit konsumer. Menggunakan komposisi tersebut, sampai September 2011 kredit UMKM Bank Mutiara setara Rp 6,30 triliun atau tumbuh sekitar 37,22% dibandingkan September 2010. Sektor UMKM yang disasar Bank Mutiara umumnya sektor perdagangan dan ditujukan sebagai kredit modal kerja. Selain memiliki 58 kantor cabang yang melayani penyaluran kredit UMKM, Bank Mutiara juga menggandeng Bank Perkreditan Rakyat. "Ada sekitar enam BPR yang menjadi mitra kami untuk menyalurkan pinjaman," ungkap Benny.Dengan keyakinan pertumbuhan positif pada industri UMKM dalam negeri, Bank Mutiara optimistis target penyaluran kredit tahun ini bisa tercapai. Sekadar catatan, sampai sisa akhir tahun ini Bank Mutiara bakal menggenjot penyaluran kredit sebanyak Rp 300 miliar lagi sehingga mencapai Rp 9,3 triliun."Non Performing Loan (NPL) kami targetkan akhir tahun berada di kisaran 3%-4%. Per September ini NPL Bank Mutiara sebesar 4,3% turun dari 4,9% pada September 2010," jelas Benny.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kredit UMKM besar, Bank Mutiara tak khawatir ancaman perlambatan ekonomi global
JAKARTA. Bank Mutiara optimistis penyaluran kredit akan berjalan sesuai target kendati situasi perekonomian global mengarah ke perlambatan. Hal ini terutama karena mayoritas kredit Bank Mutiara merupakan kredit Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM). "Krisis global yang terjadi pada 1998 maupun 2008 menunjukkan sektor UMKM lebih tahan terhadap guncangan dan lebih cepat pulih. Memang usaha penyaluran kredit UMKM lebih keras dibandingkan ke korporasi, tapi risikonya lebih rendah," ujar Managing Director Bank Mutiara Benny Purnomo kepada KONTAN, Kamis (6/10).Dari total penyaluran kredit Bank Mutiara Rp 9 triliun per September 2011, sebanyak 70% adalah kredit ritel UMKM sementara sisanya merupakan kredit konsumer. Menggunakan komposisi tersebut, sampai September 2011 kredit UMKM Bank Mutiara setara Rp 6,30 triliun atau tumbuh sekitar 37,22% dibandingkan September 2010. Sektor UMKM yang disasar Bank Mutiara umumnya sektor perdagangan dan ditujukan sebagai kredit modal kerja. Selain memiliki 58 kantor cabang yang melayani penyaluran kredit UMKM, Bank Mutiara juga menggandeng Bank Perkreditan Rakyat. "Ada sekitar enam BPR yang menjadi mitra kami untuk menyalurkan pinjaman," ungkap Benny.Dengan keyakinan pertumbuhan positif pada industri UMKM dalam negeri, Bank Mutiara optimistis target penyaluran kredit tahun ini bisa tercapai. Sekadar catatan, sampai sisa akhir tahun ini Bank Mutiara bakal menggenjot penyaluran kredit sebanyak Rp 300 miliar lagi sehingga mencapai Rp 9,3 triliun."Non Performing Loan (NPL) kami targetkan akhir tahun berada di kisaran 3%-4%. Per September ini NPL Bank Mutiara sebesar 4,3% turun dari 4,9% pada September 2010," jelas Benny.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News