JAKARTA. Kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melambat di kuartal I-2016. Ekonomi yang lesu membuat permintaan kredit turun, terlebih UMKM memiliki saingan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga single digit. Meski demikian, bank pemain kredit UMKM optimistis masih ada ruang pertumbuhan kredit. Bank papan atas pemain UMKM ini mengalami perlambatan kredit di segmen kecil dan menengah, sedangkan segmen mikro tumbuh tinggi. Misalnya, kredit kecil hanya tumbuh 6% menjadi Rp 106,9 triliun per kuartal I-2016 dibandingkan posisi Rp 100,2 triliun per kuartal I-2015. Kemudian, kredit menengah turun 3,14% menjadi Rp 18,5 triliun per kuartal I-2016 dibandingkan posisi Rp 19,1 triliun per kuartal I-2015. Sedangkan, kredit mikro tumbuh signifikan sebesar 20,38% menjadi Rp 189,7 triliun per kuartal I-2016 dibandingkan posisi Rp 157,5 triliun per kuartal I-2015.
Kredit UMKM dilanda kelesuan
JAKARTA. Kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melambat di kuartal I-2016. Ekonomi yang lesu membuat permintaan kredit turun, terlebih UMKM memiliki saingan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga single digit. Meski demikian, bank pemain kredit UMKM optimistis masih ada ruang pertumbuhan kredit. Bank papan atas pemain UMKM ini mengalami perlambatan kredit di segmen kecil dan menengah, sedangkan segmen mikro tumbuh tinggi. Misalnya, kredit kecil hanya tumbuh 6% menjadi Rp 106,9 triliun per kuartal I-2016 dibandingkan posisi Rp 100,2 triliun per kuartal I-2015. Kemudian, kredit menengah turun 3,14% menjadi Rp 18,5 triliun per kuartal I-2016 dibandingkan posisi Rp 19,1 triliun per kuartal I-2015. Sedangkan, kredit mikro tumbuh signifikan sebesar 20,38% menjadi Rp 189,7 triliun per kuartal I-2016 dibandingkan posisi Rp 157,5 triliun per kuartal I-2015.