Kredit UMKM Tumbuh Melambat, KUR Masih Jadi Andalan Pembiayaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tengah melambat. Setidaknya, hingga Agustus 2024, kredit UMKM hanya tumbuh 4,3% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1.379,4 triliun, terendah sepanjang 2024.

Adapun salah satu kredit UMKM yang menjadi idaman saat ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di mana, ini merupakan program pemerintah yang harapannya bisa memberikan amunisi pembiayaan bagi sektor UMKM.

Jika menilik data Bank Indonesia (BI), pangsa pasar KUR terhadap kredit UMKM per Juli 2024 baru sekitar 33,2%. Angka tersebut tercatat lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai 34,1%.


Baca Juga: Tahun Depan Subsidi Bunga KUR Berkurang, Cek Cara & Syarat Pengajuan KUR BRI 2024

Meski demikian, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Ferry Irawan mengklaim bahwa tidak ada perlambatan pertumbuhan penyaluran KUR di tahun 2024.

Ia melihat realisasi penyaluran menunjukkan tren positif. Sampai dengan 15 September 2024, Ferry menyebutkan KUR yang telah disalurkan sebesar Rp 207,42 triliun atau 74,08% dari target penyaluran 2024 sebesar Rp 280 triliun.

Memang, ia bilang ada penyesuaian target KUR di 2024 yang sebelumnya ditargetkan bisa mencapai Rp 300 triliun. Penyesuain target tersebut pun lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 297 triliun.

“Ini merupakan kebijakan pemerintah yang bertujuan meningkatkan kualitas penyaluran KUR,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (25/9).

Baca Juga: Penyaluran KUR BRI Capai Rp 126,12 Triliun per Agustus 2024

Ia menyebutkan ada  beberapa faktor yang mempengaruhi penyesuaian terget tersebut. Beberapa di antaranya adalah penyaluran KUR yang diutamakan untuk pelaku UMKM yang belum pernah mengakses KUR sebelumnya dan pembatasan akses KUR kepada debitur KUR eksisting dengan penerapan bunga berjenjang dan jumlah akses kecuali kepada debitur KUR Mikro Sektor Usaha Tanaman Pangan.

Ferry pun melihat tren ke depan untuk penyaluran KUR masih diproyeksikan mengalami peningkatan, dengan kondisi penyaluran KUR tahun 2025 yang tanpa adanya tanggungan tagihan subsidi KUR tahun-tahun sebelumnya. Ini diharapkan anggaran subsidi KUR tahun 2025 dapat dipergunakan seutuhnya untuk membayar outstanding KUR dan penyaluran KUR baru di tahun berjalan. 

“Penyaluran KUR masih difokuskan untuk debitur KUR baru dan mendorong debitur KUR eksisting untuk terus bergraduasi ke pembiayaan komersil,” tambahnya.

Teddy Kurniawan, Pimpinan Divisi Kredit Retail PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) mengungkapkan KUR justru telah menjadi primadona dalam ekspansi kredit UMKM di Bank Sumsel Babel. Sebab, bunga KUR yang sangat terjangkau bagi pelaku UMKM, syarat pengajuannya yang mudah dan proses yang cepat.

Baca Juga: Masih Ada Sisa Plafon, Catat Cara Mudah & Syarat Pengajuan KUR BRI Online

Ini tercermin dari KUR Bank Sumsel Babel yang hingga saat ini telah mencapai lebih Rp 1 triliun sejalan dengan target yang telah ditetapkan. Porsi KUR pun mendominasi 80% kredit UMKM di bank tersebut.

“Kredit UMKM kami akui di semester 2 tahun ini cenderung melambat. Namun KUR Bank Sumsel Babel hingga saat ini masih menjadi penopang kredit UMKM khususnya di kami,” ujarnya.

General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sunarna Eka Nugraha bilang secara umum, kredit UMKM memang mengalami perlambatan yang didasari banyak faktor seperti permintaan dari pelaku usaha dan kondisi ekonomi global. Hingga akhir tahun, kemungkinan kita akan melihat adanya peningkatan moderat dalam penyaluran kredit UMKM.

“Tetap bergantung pada kondisi makroekonomi dan daya beli masyarakat,” ujar Sunarna.

Baca Juga: Biaya Dana Sebabkan Kinerja BPD Tertekan pada Juli 2024

Ia pun menambahkan bahwa saat ini, kredit UMKM BNI masih didominasi oleh kredit UMKM non KUR dari sisi nilai penyaluran. Namun, jika dilihat dari jumlah debitur, KUR memiliki porsi lebih besar dan menjangkau lebih banyak pelaku UMKM.

Sunarna mencatat sampai dengan 31 Agustus 2024, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 9,2 triliun kepada lebih dari 41.000 UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Pihaknya tetap optimis untuk dapat menyalurkan KUR sesuai dengan alokasi plafon yang diberikan oleh pemerintah di tahun 2024.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk Teuku Ali Usman melihat penyaluran KUR tetap memiliki kinerja yang baik. Sejak awal tahun hingga Agustus 2024, realisasi penyaluran KUR Bank Mandiri telah mencapai Rp 27,73 triliun atau 73,9% dari target plafon KUR tahun ini sebesar Rp 37,5 triliun. 

Adapun, ia merinci penyaluran KUR ini masih didominasi oleh Sektor produksi sebesar 60,09% atau sebesar Rp 16,66 triliun, sedangkan sektor non produksi sebesar 39,91% yaitu sebesar Rp 11,06 triliun

Baca Juga: Pemerintah Dorong Penggunaan Innovative Credit Scoring untuk Dongkrak Pembiayaan UMKM

“Segmen UMKM tentunya memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi lokal serta mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli