Kredit yang belum ditarik bank semakin besar



JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi masih membuat debitur bank besar masih takut mencairkan kredit. Imbasnya, baki kredit perbankan yang belum ditarik alias undisbursment loan masih terus menumpuk. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per kuartal III 2016 kredit yang belum ditarik naik 4,75%  menjadi Rp 1.277,52 triliun sejak akhir 2015.  Kenaikan ini lebih tinggi dari pencairan atau penyaluran kredit yang tumbuh 3,8% menjadi Rp 4.212,37 triliun.

Bank besar atau bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dan III mendominasi undisburment loan sebesar 92,35% dari total kredit. Para bankir mengatakan,  tumpukan kredit menganggur tak bakal banyak berubah sampai akhir tahun. Sebab, belanja modal korporasi masih rendah. 


"Kredit belum ditarik mengikuti tren perlambatan ekonomi. Ini erat dengan rencana ekspansi bisnis debitur dengan mengacu prospek usaha," ujar Ryan Kiryanto,  Sekretaris Perusahaan Bank Negara Indonesia (BNI), kemarin. Kredit belum ditarik BNI meningkat 30,32% menjadi sekitar Rp 46,59 triliun per September 2016.

Senada, Anita Siswadi, Direktur Wholesale Banking Bank Permata bilang, kenaikan undisbursed loan karena masih minimnya realisasi belanja modal korporasi dan rendahnya kebutuhan kredit modal kerja.

Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, beberapa proyek besar yang belum jalan menyumbang kenaiikan kredit menganggur Bukopin. Kredit belum cair Bank Bukopin naik 16,31% menjadi Rp 26,24 triliun per kuartal III 2016.

Membaiknya permintaan kredit di akhir tahun dan tahun depan berpotensi menyusutkan kredit menganggur. Pencairan kredit bakal ditopang gencarnya pembangunan infrastruktur.

"Kami berharap ada kenaikan penarikan kredit di kuartal IV ini karena faktor seasonal," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Central Asia (BCA) Jan Hendra. Ia memprediksi, pencairan kredit bakal naik secara moderat. Sebab, kendati pertumbuhan ekonomi 2017 membaik, BCA bakal tetap berhati-hati dalam mencairkan kredit. Sampai kuartal III 2016, kredit yang belum cair di BCA sebesar Rp 106,6 triliun atau naik 5,82% secara tahunan.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini