Kredit yang Belum Tersalurkan oleh Perbankan Masih Tinggi



JAKARTA. Angka kredit yang belum tersalurkan alias undisbursed loan dari pihak perbankan masih terbilang tinggi. Beberapa pihak perbankan bilang, tingginya angka tersebut lebih banyak disumbang dari sektor korporasi. 

Wakil Direktur Utama PT BCA Tbk Jahja Setiatmadja mengatakan, saat ini penyumbang angka undisbursed loan paling besar masih dari sektor korporasi. Setelah itu, baru kemudian sektor komersial, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan kredit konsumsi.

Posisi undisbursed loan di BCA sendiri hingga akhir Juli sebesar Rp 30 triliun. Kata Jahja, kredit korporasi menguasai setengah dari jumlah tersebut yaitu sebesar Rp 15 triliun. Sedangkan kredit yang belum disalurkan untuk sektor komersial dan UMKM sebesar Rp 15 triliun. “Kebetulan untuk BCA, kredit konsumer semua komitmen kreditnya sudah diambil oleh para debitur,” jelas Jahja.


Hal senada diungkapkan oleh sekretaris perusahaan PT BNI Tbk Intan Adams Katopo. Hingga akhir Juni lalu angka undisbursed loan di BNI untuk sektor korporasi jumlahnya cukup besar. “Jumlahnya sebesar Rp 10,9 triliun,” tuturnya hari ini.

Dari jumlah tersebut, sebagian besar atau sekitar 82% dari jumlah tersebut adalah sumbangan dari komitmen kredit yang diberikan kepada para kontraktor jalan tol. Sedangkan sebesar 17% adalah kredit yang diberikan kepada PLN. “Dan untuk kredit korporasi di bidang lain memang hampir sebagian besar langsung diambil oleh debitur,” imbuh Intan.

Kredit yang diberikan kepada para kontraktor jalan tol memang cukup menyusahkan bagi bank. Itu dikarenakan komitmen kredit ini sudah diberikan cukup lama. Tetapi nyatanya, pihak bank belum bisa mengucurkan dana tersebut. Penyebabnya, pihak  kontraktor jalan tol belum bisa menepati komitmen mereka dalam melakukan pembebasan tanah 100%.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), angka undisbursed loan per Juli 2008 sudah mencapai Rp 208 triliun. Angka tersebut meningkat Rp 18 triliun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad mengatakan, bahwa kenaikan tersebut tidak perlu dipermasalahkan. “Memang itu biasanya dari komitmen baru yang belum diambil oleh para nasabah,” tuturnya. Menurut Muliaman, dari catatan BI, angka undisbursed loan paling besar disumbangkan dari kredit modal kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie