KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT FinAccel Digital Indonesia sebagai pemegang tanda daftar
peer to peer lending Kredivo mencatat lebih dari 70% porsi transaksi Kredivo berasal dari
e-commerce. Kredivo juga mencatat peningkatan frekuensi pembelian di
e-commerce pada Semester I-2020. Transaksi itu ditopang oleh pada barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, pulsa maupun voucher,
home appliances, produk kesehatan & kecantikan, serta produk penunjang hobi dan olahraga.
Baca Juga: Gandeng President University, Pintek tambah saluran pinjaman pendidikan ke mahasiswa Peluang transaksi di
e-commerce dinilai masih trebuka lebar. Riset Facebook, Bain & Company pada Juni 2020 menunjukkan sekitar 28% konsumen Asia Tenggara baru mencoba
e-commerce dan pembayaran digital untuk pertama kalinya di tengah pandemi. “Peran
fintech di tengah pandemi semakin penting, terlebih dalam turut menjaga daya beli masyarakat. Kemudahan, keamanan, dan fleksibilitas pembayaran yang dihadirkan
fintech juga mampu meningkatkan kepercayaan konsumen Indonesia dalam berbelanja
online. Kredivo terus berkomitmen untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai inovasi yang mampu meningkatkan pertumbuhan transaksi di
e-commerce,” ujar General Manager Kredivo Indonesia - Lily Suriani dalam keterangan tertulis pada Selasa (1/9). Ia mengklaim sebagai
enabler bagi transaksi jumlah besar produk cicilan
e-commerce Kredivo telah banyak dipercaya oleh konsumen. Ia bilang Kredivo terus mengedukasi konsumen untuk bijak dalam bertransaksi, baik dalam jumlah maupun tujuan peminjaman yang harus sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Peningkatan jumlah transaksi tersebut sejalan dengan riset Kredivo bersama Katadata Insight Center yang menunjukkan bahwa konsumen semakin yakin bertransaksi dalam nominal besar. Keyakinan tersebut terlihat dari rata-rata nilai transaksi di
e-commerce yang meningkat dari tahun 2018 ke 2019 di tiga belas kategori produk seperti komputer dan aksesorisnya.
Baca Juga: Bunga yang ditawarkan cukup menarik, jumlah lender P2P lending makin bertambah Tren kepercayaan pada transaksi
online membuat anak muda mengalokasikan lebih banyak pendapatannya untuk belanja
online. Riset yang sama juga menunjukkan konsumen di rentang usia 18 sampai 35 tahun mengalokasikan 4,7% hingga 5,1% dari pendapatannya untuk belanja
online. Sementara itu, konsumen berusia di atas 35 tahun membelanjakan 3,6% sampai 4,3% dari pendapatannya per bulan. Kenyamanan berbelanja diikuti bunga yang cukup rendah dengan prinsip
responsible lending membuat konsumen tetap bijak berbelanja di
e-commerce. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi