Kremlin: Ada AS dan Inggris di Balik Insiden Nord Stream



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Baru-baru ini kantor pemerintahan Rusia, Kremlin, menyebut AS dan Inggris terlibat dalam insiden tersebut dengan cara tertentu.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut serangan teroris terhadap jaringan pipa Nord Stream diorganisir oleh AS dan Inggris. Peskov yakin dua sekutu Barat itu terlibat dalam segala hal yang terjadi.

Keyakinan ini disampaikan Peskov menyusul terbitnya artikel buatan Seymour Hersh, seorang jurnalis yang menginvestigasi insiden Nord Stream.


Dalam artikelnya, Hersh mengatakan bahwa AS meledakkan jaringan pipa Nord Stream karena takut kehilangan pengaruhnya terhadap Jerman dan Eropa.

Baca Juga: Penyerangan Bom Pipa Laut Nord Stream Disinyalir Ulah Tentara AS

Hersh juga mengaku mendapatkan informasi langsung dari seorang pejabat AS yang berbicara secara anonim terkait aksi tersebut. Sang pejabat mengatakan Washington memilih untuk menyerang pipa bawah laut Nord Stream karena mereka dapat dengan mudah menyangkal keterlibatannya.

Peskov semakin yakin bahwa AS dan Inggris memang ada di balik insiden kebocoran pipa Nord Stream karena laporan Hersh sejalan dengan hasil penyelidikan Rusia.

"Kami tidak tahu siapa sumber (yang dihubungi) Tuan Hersh, tetapi bagaimanapun juga, pada dasarnya, informasi yang dia terbitkan jelas bertepatan dengan data yang dimiliki oleh layanan khusus kami," kata Peskov, dikutip TASS.

Baca Juga: Kapal Angkatan Laut Rusia Diduga Ada di Sekitar Nord Stream Sebelum Insiden Ledakan

Pipa gas bawah laut milik perusahaan, Nord Stream yang membentang di bawah Laut Baltik dari Rusia hingga Jerman, mengalami kebocoran pada akhir bulan September tahun 2022.

Pada tanggal 26 September 2022, ahli seismologi Swedia mencatat dua ledakan di jalur pipa. Satu hari berselang, Nord Stream kembali melaporkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kantor Kejaksaan Agung Rusia langsung meluncurkan kasus pidana sehubungan dengan insiden tersebut berdasarkan tuduhan terorisme internasional.