KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Kresna Graha Investama Tbk targetkan pendapatan Rp 8 triliun tahun ini. Adapun upaya yang dilakukan dengan lewat interkoneksi dan cross selling antar platform antar anak usaha.

Stanley Tjiandra, Head of Business Analyst PT Kresna Graha Investama Tbk menyebutkan target tersebut lantaran hasil yang didapat sepanjang tahun lalu. "Kami menargetkan pendapatan sebesar Rp 8 triliun di 2019," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (8/4).

Asal tahu saja sepanjang tahun lalu emiten dengan kode saham KREN di Bursa Efek Indonesia ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 7,2 triliun yang mana tumbuh 152,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,8 triliun. Sedangkan laba bersih tercatat sebesar Rp 503,5 miliar tumbuh 71,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 292,9 miliar.

Dengan capaian tersebut, di tahun ini untuk mengejar target KREN juga sudah menyiapkan ancang-ancang dengan melakukan integrasi sinergi antar anak usaha. "Salah satunya lewat interkoneksi dan cross selling antar platform," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga akan mendorong berbagai inisiatif dan inovasi yang dirintis pada 2018 dapat berjalan secara komersial di 2019, salah satunya dengan menggunakan koneksi bisnis dari Kresna Group yang sangat luas di berbagai sektor.

Stanley juga optimis lantaran beberapa anak usaha dan dan perusahaan investasi Perseroan yang lain juga diharapkan akan berkembang pesat. Salah satunya KPISOFT yang disebutnya baru saja memenangkan proyek besar di Timur Tengah dan tengah mengembangkan pasarnya secara agresif di Amerika dan di Indonesia. Selain itu, Matchmove juga tengah gencar mengembangkan pasar di China, Afrika Selatan, Eropa, termasuk juga di Indonesia.

"Perseroan juga tengah mendorong beberapa anak perusahaan rintisan untuk beroperasi secara komersial, beberapa di antaranya bergerak di bidang transportasi (single lane free flow toll road), digital retail (unmanned store) dan digital restaurant," paparnya.

Dengan berbagai rencana tersebut, tahun ini KREN menganggarakan belanja modal atawa capital expenditure (capex) mencapai Rp 250 miliar yang mana nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp 214 miliar. "Dana akan berasal dari kas internal," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini