Selama ini, banyak pelaku usaha kuliner hanya mengemas kentang goreng sebagai menu pelengkap usaha burger, ayam goreng atau pizza. Padahal, dengan sedikit racikan bumbu dan penambahan berbagai variasi rasa, camilan renyah ini bisa menjadi usaha yang potensial. Potensi inilah yang digali oleh Pioni Adya Group (PAG) dengan mendirikan Pota Potatoes, gerai penjualan kentang goreng pada 2009. Tak butuh waktu lama, setahun kemudian, perusahaan asal Bandung ini menawarkan paket kemitraan. Muhammad Dana Prihadi, pemilik PAG, mengatakan bahwa nilai ekonomis kentang goreng cukup tinggi, karena camilan ini bukan sejenis makanan musiman. Selain itu, kentang goreng sudah akrab di lidah banyak orang Indonesia. Ia pun menawarkan tiga paket investasi untuk mitra yang ingin menjual Pota Potatoes. Ketiga paket itu terdiri dari, paket lengkap dengan investasi senilai Rp 30 juta dan dua paket booth senilai Rp 7 juta dan Rp 5 juta. Perbedaan kedua paket booth ini terletak pada jangka waktu kerja sama antara mitra dengan PAG. Untuk paket senilai Rp 5 juta, kerja sama berlangsung tiga tahun. Untuk paket senilai Rp 7 juta, PAG menawarkan masa kerja sama selama lima tahun. Selain itu, mitra yang mengambil paket Rp 5 juta hanya mendapatkan kompor gas. Adapun mitra dengan paket Rp 7 juta bisa memilih perlengkapan, seperti kompor gas, deep fryer atau mesin penggoreng untuk memasak. Sudah ada 89 geraiSementara itu, mitra yang membeli paket lengkap akan memperoleh semua peralatan dan perlengkapan. "Mitra hanya perlu mempersiapkan tempat usaha, karena semuanya telah disediakan oleh pusat," ujar Dana. Paket lengkap ini memiliki rentang waktu kerja sama selama lima tahun. Mitra pun wajib membayar royalti fee 2,5% dari perolehan omzet. Dana memang sengaja mengemas paket lengkap ini berbeda dengan lainnya. Pasalnya, untuk paket lengkap ini, ia membidik calon mitra yang ingin membuka gerainya di mal atau pusat perbelanjaan. "Kami juga berencana untuk mengubah lisensi paket lengkap ini dari kemitraan menjadi waralaba," tutur pria 27 tahun ini. Kini, setelah hampir setahun menjual kemitraan, gerai Pota Potatoes telah berdiri di 89 lokasi. "Mitra kami sudah tersebar mulai Medan hingga Jayapura. Inilah yang menandakan bahwa kentang adalah makanan yang universal," kata Dana. Dari total gerai itu, PAG hanya memiliki tujuh gerai. Sisanya, merupakan gerai milik mitra. Meski begitu, dari 82 gerai mitra itu, baru empat mitra yang mengambil paket lengkap. Pota Potatoes menyajikan empat menu kentang, yakni Pota Stick, Pota Cassa, Pota Mayors, dan Pota Lintang dengan 12 varian rasa. Dengan harga berkisar Rp 10.000 hingga Rp 13.500 per bungkus, Dana berharap mitra mampu menjual minimal 35 bungkus kentang goreng per hari. Ia pun menghitung, jika mitra bisa merengkuh omzet Rp Rp 450.000 per hari, modal pun akan kembali antara 8-14 bulan. Hingga akhir tahun 2012, Dana memasang target pembukaan 222 gerai. Salah satu mitra Pota Potatoes di Manado, Soraya Wulansari mengaku Pota Potatoes mendapat respons cukup baik dari masyarakat. Gerainya yang berada di salah satu pusat belanja di Manado mampu menjual rata-rata 50 bungkus kentang per hari.Ia pun bisa meraup omzet hingga Rp15 juta per bulan. Alhasil, Soraya pun hanya butuh waktu enam bulan untuk mengumpulkan modalnya lagi. "Target kami memang sebelum satu tahun harus balik modal, dan kami bersyukur itu bisa mewujudkan itu," ujar Soraya sumringah. Pioni Adya GroupJl. Sariwangi No. 81 CParangpongBandungTelp. (022) 61009621Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kresss... renyah laba dari kentang goreng
Selama ini, banyak pelaku usaha kuliner hanya mengemas kentang goreng sebagai menu pelengkap usaha burger, ayam goreng atau pizza. Padahal, dengan sedikit racikan bumbu dan penambahan berbagai variasi rasa, camilan renyah ini bisa menjadi usaha yang potensial. Potensi inilah yang digali oleh Pioni Adya Group (PAG) dengan mendirikan Pota Potatoes, gerai penjualan kentang goreng pada 2009. Tak butuh waktu lama, setahun kemudian, perusahaan asal Bandung ini menawarkan paket kemitraan. Muhammad Dana Prihadi, pemilik PAG, mengatakan bahwa nilai ekonomis kentang goreng cukup tinggi, karena camilan ini bukan sejenis makanan musiman. Selain itu, kentang goreng sudah akrab di lidah banyak orang Indonesia. Ia pun menawarkan tiga paket investasi untuk mitra yang ingin menjual Pota Potatoes. Ketiga paket itu terdiri dari, paket lengkap dengan investasi senilai Rp 30 juta dan dua paket booth senilai Rp 7 juta dan Rp 5 juta. Perbedaan kedua paket booth ini terletak pada jangka waktu kerja sama antara mitra dengan PAG. Untuk paket senilai Rp 5 juta, kerja sama berlangsung tiga tahun. Untuk paket senilai Rp 7 juta, PAG menawarkan masa kerja sama selama lima tahun. Selain itu, mitra yang mengambil paket Rp 5 juta hanya mendapatkan kompor gas. Adapun mitra dengan paket Rp 7 juta bisa memilih perlengkapan, seperti kompor gas, deep fryer atau mesin penggoreng untuk memasak. Sudah ada 89 geraiSementara itu, mitra yang membeli paket lengkap akan memperoleh semua peralatan dan perlengkapan. "Mitra hanya perlu mempersiapkan tempat usaha, karena semuanya telah disediakan oleh pusat," ujar Dana. Paket lengkap ini memiliki rentang waktu kerja sama selama lima tahun. Mitra pun wajib membayar royalti fee 2,5% dari perolehan omzet. Dana memang sengaja mengemas paket lengkap ini berbeda dengan lainnya. Pasalnya, untuk paket lengkap ini, ia membidik calon mitra yang ingin membuka gerainya di mal atau pusat perbelanjaan. "Kami juga berencana untuk mengubah lisensi paket lengkap ini dari kemitraan menjadi waralaba," tutur pria 27 tahun ini. Kini, setelah hampir setahun menjual kemitraan, gerai Pota Potatoes telah berdiri di 89 lokasi. "Mitra kami sudah tersebar mulai Medan hingga Jayapura. Inilah yang menandakan bahwa kentang adalah makanan yang universal," kata Dana. Dari total gerai itu, PAG hanya memiliki tujuh gerai. Sisanya, merupakan gerai milik mitra. Meski begitu, dari 82 gerai mitra itu, baru empat mitra yang mengambil paket lengkap. Pota Potatoes menyajikan empat menu kentang, yakni Pota Stick, Pota Cassa, Pota Mayors, dan Pota Lintang dengan 12 varian rasa. Dengan harga berkisar Rp 10.000 hingga Rp 13.500 per bungkus, Dana berharap mitra mampu menjual minimal 35 bungkus kentang goreng per hari. Ia pun menghitung, jika mitra bisa merengkuh omzet Rp Rp 450.000 per hari, modal pun akan kembali antara 8-14 bulan. Hingga akhir tahun 2012, Dana memasang target pembukaan 222 gerai. Salah satu mitra Pota Potatoes di Manado, Soraya Wulansari mengaku Pota Potatoes mendapat respons cukup baik dari masyarakat. Gerainya yang berada di salah satu pusat belanja di Manado mampu menjual rata-rata 50 bungkus kentang per hari.Ia pun bisa meraup omzet hingga Rp15 juta per bulan. Alhasil, Soraya pun hanya butuh waktu enam bulan untuk mengumpulkan modalnya lagi. "Target kami memang sebelum satu tahun harus balik modal, dan kami bersyukur itu bisa mewujudkan itu," ujar Soraya sumringah. Pioni Adya GroupJl. Sariwangi No. 81 CParangpongBandungTelp. (022) 61009621Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News