Kripto jadi komoditi berjangka, bitcoin berpotensi jadi acuan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menetapkan mata uang kripto atawa cryptocurrency sebagai subjek komoditi yang dapat diperdagangkan di bursa perdagangan berjangka. Meski peraturan dan tata cara transaksi perdangangan belum rampung, bitcoin diproyeksi paling memungkinkan dijadikan acuan kontrak kripto ke depan.

Sebagai mata uang kripto paling populer di dunia, bitcoin saat ini bisa dibilang sebagai cryptocurrency dengan dasar teknologi yang mumpuni serta memiliki komunitas paling besar di seluruh dunia. Alasan tersebut membuat Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim, berpendapat, mata uang besutan Satoshi Nakamoto ini berpotensi menjadi acuan di perdagangan berjangka kripto nantinya.

"Saya tidak mau mendahului Bappebti sebagai yang berwenang, tapi bitcoin paling mungkin jadi acuan. Bitcoin sudah punya META trader dan harganya juga pas, tidak terlalu mahal atau murah," ujar Ibrahim, Selasa (5/6).


Posisi harga koin, Ibrahim menambahkan, menjadi faktor penting untuk mempertimbangkan kelayakan mata uang kripto yang akan dijadikan acuan perdagangan. Menurutnya, harga yang terlalu murah akan berpengaruh pada potensi margin transaksi yang kecil. Hitungan Ibrahim, margin transaksi kontrak kripto yang ideal seharusnya bisa di atas Rp 5 juta.

Sekadar informasi, mata uang kripto juga telah menjadi komoditi berjangka di Chicago Board Option Exchange, Amerika Serikat. Bursa perdagangan yang menjadi salah satu terbesar di dunia ini menjadikan bitcoin sebagai acuan perdagangan mata uang kriptonya. Satu contract size kripto di sana setara dengan lima bitcoin.

Meski belum ada gambaran jelas mengenai ukuran kontrak kripto di Indonesia nantinya, Ibrahim menilai, ukuran di Chicago tidak bisa disamakan dengan Indonesia. "Contract size segitu sepertinya akan kemahalan di Indonesia. Pangsa pasar kripto di negara ini sangat besar, jadi baiknya jangan memulai dengan kontrak yang terlalu besar juga," kata dia.

Dalam perhitungan Ibrahim, jika nantinya bursa berjangka Indonesia juga menjadikan bitcoin sebagai koin acuan, satu contract size bisa dipatok senilai tiga bitcoin. Namun, Ibrahim menyatakan hanya akan menunggu kepastian dari Bappebti yang saat ini masih menggodok skema dan tata cara transaksi perdagangan kripto di bursa berjangka.

"Kita tunggu saja aturan pastinya. Menurut saya, kemungkinan besar kuartal akhir tahun ini sudah bisa resmi masuk bursa berjangka," pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati