JAKARTA. Harga emas dunia mencetak rekor kenaikan beruntun dalam 10 sesi terakhir, menyamai rekor empat dekade sebelumnya. Kenaikan tersebut ditopang oleh kombinasi beberapa katalis negatif dan pemulihan ekonomi global baik dari Amerika maupun Uni Eropa.Berlanjutnya ketidakpastian penanganan krisis utang Uni Eropa yang dikhawatirkan akan menyebar ke negara ekonomi yang lebih besar di zona Eropa seperti Italia dan Spanyol diperkirakan membuat harga emas merangkak naik. Namun, Amerika yang belum juga menemukan kata sepakat untuk memangkas anggaran moneter merupakan faktor dominan yang memikat minat investor berburu logam mulia khususnya emas.Emas mencetak kenaikan mingguan kedua setelah berhasil membukukan rekor harga tertinggi sepanjang sejarah di US$ 1.594,16 per troi ounce. Dalam waktu dekat banyak ekonom dunia yang memprediksi harga emas akan naik ke US$ 1.700 per troi ounce.Jika kekhawatiran mengenai utang AS terus bergulir, maka harga emas diprediksi akan melonjak lebih tinggi dari perkiraan awal. Dalam sepekan terakhir emas tercatat menguat 3,2% terhadap dollar AS ke US$ 1.594,16 per troi ounce.Terhadap mata uang euro, emas juga mencatatkan rekor sepanjang sejarah karena berhasil naik 3,6% ke 1.125,64 euro per troi ounce. Sedangkan terhadap poundsterling emas tercatat lebih perkasa 2,5% ke 990,72 poundsterling per troi ounce."Proyeksi bullish berdasarkan intraday chart masih bertahan dan mendukung potensi berlanjutnya rally dengan target tes di level US$ 1.601,37-US$ 1.612,97," kata analis Valbury Asia Futures Ahim. Namun, Ia tetap merekomendasikan agar investor mewaspadai posisi RSI yang sudah memperlihatkan sinyal overbought. Hal ini memberi tanda bahwa harga emas masih rentan terkoreksi dari penguatan tajamnya. "Intraday support untuk sesi awal pekan ini antara US$ 1.582,90- US$ 1.575,80 per troi ounce," hitung Ahim.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Krisis AS bergulir, dalam waktu dekat emas akan ke US$ 1.700 per troi ounce
JAKARTA. Harga emas dunia mencetak rekor kenaikan beruntun dalam 10 sesi terakhir, menyamai rekor empat dekade sebelumnya. Kenaikan tersebut ditopang oleh kombinasi beberapa katalis negatif dan pemulihan ekonomi global baik dari Amerika maupun Uni Eropa.Berlanjutnya ketidakpastian penanganan krisis utang Uni Eropa yang dikhawatirkan akan menyebar ke negara ekonomi yang lebih besar di zona Eropa seperti Italia dan Spanyol diperkirakan membuat harga emas merangkak naik. Namun, Amerika yang belum juga menemukan kata sepakat untuk memangkas anggaran moneter merupakan faktor dominan yang memikat minat investor berburu logam mulia khususnya emas.Emas mencetak kenaikan mingguan kedua setelah berhasil membukukan rekor harga tertinggi sepanjang sejarah di US$ 1.594,16 per troi ounce. Dalam waktu dekat banyak ekonom dunia yang memprediksi harga emas akan naik ke US$ 1.700 per troi ounce.Jika kekhawatiran mengenai utang AS terus bergulir, maka harga emas diprediksi akan melonjak lebih tinggi dari perkiraan awal. Dalam sepekan terakhir emas tercatat menguat 3,2% terhadap dollar AS ke US$ 1.594,16 per troi ounce.Terhadap mata uang euro, emas juga mencatatkan rekor sepanjang sejarah karena berhasil naik 3,6% ke 1.125,64 euro per troi ounce. Sedangkan terhadap poundsterling emas tercatat lebih perkasa 2,5% ke 990,72 poundsterling per troi ounce."Proyeksi bullish berdasarkan intraday chart masih bertahan dan mendukung potensi berlanjutnya rally dengan target tes di level US$ 1.601,37-US$ 1.612,97," kata analis Valbury Asia Futures Ahim. Namun, Ia tetap merekomendasikan agar investor mewaspadai posisi RSI yang sudah memperlihatkan sinyal overbought. Hal ini memberi tanda bahwa harga emas masih rentan terkoreksi dari penguatan tajamnya. "Intraday support untuk sesi awal pekan ini antara US$ 1.582,90- US$ 1.575,80 per troi ounce," hitung Ahim.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News