Krisis berlalu, kekayaan warga AS melampaui rekor



WASHINGTON. Warga Amerika Serikat tampaknya sudah bisa melupakan bayang-bayang krisis finansial 2008. Selepas krisis, warga AS kembali memupuk pundi-pundi hartanya. Secara perlahan, nilai kekayaan warga AS berangsur meningkat seperti sediakala, bahkan melampaui puncak nilai kekayaan yang pernah terjadi sebelum krisis 2008. Dua sektor yang turut mendongkrak kekayaan warga AS adalah sektor perumahan dan pasar finansial, termasuk saham dan dana pensiun.

Kesimpulan tersebut setidaknya tergambar dari data bank sentral AS, Federal Reserve. Selama Januari hingga Maret 2013, The Fed mencatat nilai kekayaan bersih rumahtangga dan kelompok non-profit di AS bertambah sebesar US$ 3 triliun atau tumbuh 4,5% menjadi US$ 70,3 triliun.

Pasar saham dan perumahan di negara berpenduduk terbesar ketiga di dunia itu menjadi pendongkrak utama pundi-pundi kekayaan warga Amerika. Nilai aset real estate warga AS melonjak sebesar US$ 836,8 miliar. Kemudian, nilai kekayaan warga AS di sektor finansial, termasuk kepemilikan saham dan dana pensiun, bertambah US$ 2,1 triliun atau meningkat 3,78% menjadi sebesar US$ 57,7 triliun.


Saat ini, nilai total kekayaan bersih rumahtangga di Amerika US$ 70,3 triliun sudah melampaui rekor tertingginya di posisi US$ 68,1 triliun, yang terjadi sebelum resesi pada kuartal ketiga 2007. Sedangkan di kuartal akhir tahun lalu, nilai kekayaan orang Amerika sebesar US$ 67,3 triliun.

Keuntungan di pasar saham dan pasar perumahan ikut menahan kenaikan pajak upah pada tahun ini. Jadi, nilai kekayaan warga tetap terjaga, bahkan cenderung meningkat. Apalagi, kebijakan bank sentral AS yang menjaga suku bunga kredit tetap rendah, ditambah meningkatnya lapangan pekerjaan, turut menyokong belanja konsumen yang berkontribusi sebesar 70% dari aktivitas perekonomian.

"Kami masih berada di jalur yang tepat dan nilai kekayaan masih berpotensi naik di kuartal kedua tahun ini," tutur Guy Berger, ekonom RBS Securities Inc di Stamfort, Connecticut.

Pasar saham AS sejauh ini menunjukkan grafik naik. Hingga Jumat (7/6) pekan lalu, indeks Standard & Poor's 500 mencapai 1.643,38, naik 15,22% dibandingkan akhir Desember 2012. Bahkan, posisi indeks S&P pekan lalu telah melonjak 81,94% dibandingkan akhir 2008 di level 903,25.

Tapi, pasar saham AS kini terancam terkoreksi menyusul rencana The Fed memangkas nilai stimulus melalui program pembelian aset bulanan. Survei Bloomberg terhadap 59 ekonom menyimpulkan, The Fed bakal memangkas stimulus menjadi US$ 65 miliar dari US$ 85 miliar per bulan.

Sedangkan sektor perumahan terus menunjukkan kemajuan. Pasar properti mulai pulih dan terus menyumbang keuntungan bagi warga AS.

CoreLogic Inc., perusahaan penyedia informasi dan analisa mengenai properti, konsumer dan finansial yang berbasis di California, mencatat nilai properti AS meningkat 10,5% dalam 12 bulan yang berakhir Maret 2013. Angka keuntungan ini tertinggi selama tujuh tahun berturut-turut.

Bahkan secara nasional, harga rumah di AS saat ini adalah yang tertinggi dalam 13 tahun terakhir.

Orang Amerika mulai mengerem utang. Nilai pinjaman rumahtangga selama kuartal I 2013 menurun 0,6%. Adapun pinjaman perumahan menyusut 2,3%. Di sisi lain, kredit mobil dan pinjaman mahasiswa naik 5,7%. Kenaikan nilai kekayaan warga AS memang turut mendongkrak belanja kendaraan. Per Mei tahun ini, volume penjualan tahunan mobil dan truk ringan mencapai 15,2 juta unit.

Editor: Sandy Baskoro