Krisis, BISI Revisi Capex Tahun 2009 Menjadi Rp 65 Miliar



JAKARTA. Krisis keuangan global saat ini turut mempengaruhi kinerja PT Benih Inti Subur Intani International Tbk (BISI). Menurut Wakil Presiden Direktur BISI Jemmy Eka Putra, salah satu efek krisis bagi BISI adalah sulitnya mencari pinjaman perbankan. Pasalnya, krisis saat ini telah membuat bank sulit mengeluarkan dana.

Alhasil, kini, BISI telah membatalkan rencana investasinya berupa pembangunan dua pabrik baru masing-masing berkapasitas 20.000 ton di Jombang. Selain itu, rencana pengaspalan jalan di belakang pabrik pun ditunda. "Tapi, yang mutlak untuk proses produksi tetap kami selesaikan semua," imbuh Jemmy.

Dengan adanya perubahan rencana itu, BISI kemudian melakukan revisi anggaran belanja modal atau capital expenditur (capex) tahun 2009 dari Rp 400 miliar menjadi Rp 65 miliar. Namun, Jemmy bilang, dana capex tahun tahun depan itu dipastikan masih akan cukup. "BISI belum membutuhkan dana eksternal. Dana internal masih mencukupi," tandasnya.


Selain itu, satu-satunya rencana investasi BISI ke depannya adalah penambahan lahan di tahun 2010. Menurut rencana, BISI akan menyiapkan pembelian lahan itu tahun depan.

Sekadar tambahan informasi, selama triwulan tiga ini, BISI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,23 triliun. Angka tersebut naik 104% dari Rp 645 tahun lalu pada periode yang sama. Selain itu, laba bersih BISI pun mengalami lonjakan 294% dari Rp 85 miliar pada tahun lalu menjadi Rp 335 miliar pada periode yang sama tahun ini.

Menurut Jemmy, peningkatan ini diakibatkan oleh naiknya jumlah petani yang menggunakan benih jagung dan padi hibrida BISI. "Akhir tahun nanti, target pendapatan kami bisa mencapai Rp 1,5 triliun. Sedangkan untuk laba bersih, kami targetkan bisa mencapai Rp 390 miliar,” jelasnya. Selain itu, BISI  optimistis pangsa pasar Jagung bisa naik dari 73% menjadi 75%-76%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie