Sebelum krisis moneter yang maha dahsyat menghantam Indonesia di tahun 1997, tak banyak orang yang percaya negeri ini bisa terpuruk sangat parah. Pertumbuhan ekonomi anjlok dari 7%-8% menjadi 4,7%, terus melorot sampai -13% di tahun 1998. Inflasi pun membengkak dengan cepat, puncaknya di akhir 1998 mencapai kisaran 70%-80%. Banyak perusahaan termasuk bank-bank bertumbangan, sehingga akhirnya pemerintah harus menalangi kewajiban mereka supaya tidak jadi mati dan membuat krisis makin buruk. Akibatnya, utang pemerintah membengkak begitu besar hanya gara-gara menalangi utang tersebut. Beberapa tahun setelah krisis, anggaran belanja pemerintah lebih banyak untuk membayar utang tersebut. Bahkan masih ada sekitar 5 seri obligasi rekapitalisasi atau surat utang pemerintah yang diterbitkan khusus untuk menalangi perbankan waktu krismon, belum jatuh tempo sampai saat ini.
Krisis dan punggawa penjaganya
Sebelum krisis moneter yang maha dahsyat menghantam Indonesia di tahun 1997, tak banyak orang yang percaya negeri ini bisa terpuruk sangat parah. Pertumbuhan ekonomi anjlok dari 7%-8% menjadi 4,7%, terus melorot sampai -13% di tahun 1998. Inflasi pun membengkak dengan cepat, puncaknya di akhir 1998 mencapai kisaran 70%-80%. Banyak perusahaan termasuk bank-bank bertumbangan, sehingga akhirnya pemerintah harus menalangi kewajiban mereka supaya tidak jadi mati dan membuat krisis makin buruk. Akibatnya, utang pemerintah membengkak begitu besar hanya gara-gara menalangi utang tersebut. Beberapa tahun setelah krisis, anggaran belanja pemerintah lebih banyak untuk membayar utang tersebut. Bahkan masih ada sekitar 5 seri obligasi rekapitalisasi atau surat utang pemerintah yang diterbitkan khusus untuk menalangi perbankan waktu krismon, belum jatuh tempo sampai saat ini.