TOKYO. Suasana hati pelaku industri Jepang tampaknya kian murung. Hasil survei yang dilakukan Bank of Japan menunjukkan bisnis mood di Negeri Sakura itu dalam kuartal ketiga ternyata memburuk.Hasil survei terhadap rasa optimismisme dan pesimisme itu menunjukkan, indeks mood pelaku usaha turun menjadi minus 3 dari sebelumnya minus 1. Analis menilai, penurunan indeks ini karena ekonomi global yang sedang letoi."Hasil survei Tankan secara detil menunjukkan indeks permintaan dari dalam dan luar negeri melemah," kata analis Sumitomo Mitsui Asset Management.Ada beberapa faktor yang menyebabkan permintaan melemah. Faktor yang paling utama adalah krisis utang Eropa dan pertumbuhan China yang melamban. Kendati ekonomi China tetap tumbuh, pelaku usaha tidak melihat ada peluang permintaan akan naik. Ini salah satunya karena sengketa pulau di Laut China Timur antara Jepang dengan China.Sentimen anti Jepang yang muncul belakangan ini di China diperkirakan akan membebani mood pebisnis Jepang. Catatan saja, China saat ini adalah pasar utama ekspor Jepang.Sentimen anti Jepang yang merebak bulan lalu terpaksa menghentikan operasional sejumlah perusahaan Jepang. Beberapa diantaranya seperti Toyota, Honda dan perusahaan otomotif lainnya.Menguatnya nilai tukar yen terhadap dollar juga mempengaruhi mood para pebisnis Jepang. Pasalnya, penguatan nilai tukar yen mengurangi daya saing ekspor serta keuntungan pelaku usaha.Yang menarik, kendati hasil survei menunjukkan mood pebisnis Jepang sedang murung, mereka tetap menyiapkan dana ekspansi. Perusahaan-perusahaan besar berencana meningkatkan belanja modalnya hingga 6,4% hingga Maret 2013 itu. Kenaikan belanja modal ini lebih besar dari hasil survei kuartal sebelumnya yang sebesar 6,2%.
Krisis ekonomi bikin mood pebisnis Jepang memburuk
TOKYO. Suasana hati pelaku industri Jepang tampaknya kian murung. Hasil survei yang dilakukan Bank of Japan menunjukkan bisnis mood di Negeri Sakura itu dalam kuartal ketiga ternyata memburuk.Hasil survei terhadap rasa optimismisme dan pesimisme itu menunjukkan, indeks mood pelaku usaha turun menjadi minus 3 dari sebelumnya minus 1. Analis menilai, penurunan indeks ini karena ekonomi global yang sedang letoi."Hasil survei Tankan secara detil menunjukkan indeks permintaan dari dalam dan luar negeri melemah," kata analis Sumitomo Mitsui Asset Management.Ada beberapa faktor yang menyebabkan permintaan melemah. Faktor yang paling utama adalah krisis utang Eropa dan pertumbuhan China yang melamban. Kendati ekonomi China tetap tumbuh, pelaku usaha tidak melihat ada peluang permintaan akan naik. Ini salah satunya karena sengketa pulau di Laut China Timur antara Jepang dengan China.Sentimen anti Jepang yang muncul belakangan ini di China diperkirakan akan membebani mood pebisnis Jepang. Catatan saja, China saat ini adalah pasar utama ekspor Jepang.Sentimen anti Jepang yang merebak bulan lalu terpaksa menghentikan operasional sejumlah perusahaan Jepang. Beberapa diantaranya seperti Toyota, Honda dan perusahaan otomotif lainnya.Menguatnya nilai tukar yen terhadap dollar juga mempengaruhi mood para pebisnis Jepang. Pasalnya, penguatan nilai tukar yen mengurangi daya saing ekspor serta keuntungan pelaku usaha.Yang menarik, kendati hasil survei menunjukkan mood pebisnis Jepang sedang murung, mereka tetap menyiapkan dana ekspansi. Perusahaan-perusahaan besar berencana meningkatkan belanja modalnya hingga 6,4% hingga Maret 2013 itu. Kenaikan belanja modal ini lebih besar dari hasil survei kuartal sebelumnya yang sebesar 6,2%.