KONTAN.CO.ID - BEIJING. Krisis energi China semakin parah pada Jumat (15/10) karena cuaca dingin melanda sebagian besar negeri tembok raksasa dan pembangkit listrik bergegas untuk menimbun batubara, mengirim harga bahan bakar itu ke rekor tertinggi baru. Permintaan listrik untuk menghangatkan rumah dan kantor akan melonjak minggu ini lantaran angin dingin yang kuat bergerak turun dari China Utara. Suhu rata-rata di beberapa wilayah China Tengah dan Timur bisa turun 16 derajat Celcius dalam dua tiga hari ke depan. Kekurangan batubara, harga bahan bakar yang tinggi, dan permintaan industri pasca pandemi COVID-19 yang meningkat pesat telah memicu kelangkaan pasokan listrik yang meluas di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Penjatahan pasokan listrik telah berlaku di setidaknya 17 dari lebih dari 30 wilayah China sejak September, memaksa beberapa pabrik untuk menangguhkan produksi dan mengganggu rantai pasokan. Baca Juga: Eropa krisis energi, Putin pastikan Rusia tidak gunakan gas sebagai senjata Melansir Reuters, batubara termal Zhengzhou untuk kontrak Januari 2021 yang teraktif mencapai rekor tertinggi baru di 1.669,40 yuan atau US$ 259,42 per ton pada Jumat (15/10) pagi. Harga batubara termal melesat lebih dari 200% tahun ini.