Krisis energi melanda sejumlah negara, apa kabar Indonesia?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis energi melanda sejumlah negara dunia. Sebut saja Inggris di Eropa, hingga China di Asia. Krisis energi tersebut pada akhirnya menyebabkan krisis listrik. 

Tingginya permintaan energi seiring dengan pemulihan ekonomi, namun tak dibarengi dengan ketersediaan pasokan yang memadai, membuat harga gas alam dan batu bara melonjak. 

Kedua komoditas ini menjadi bagian dari sumber pembangkit listrik. Krisis energi yang melanda Inggris sampai membuat banyak pabrik harus menutup operasionalnya lantaran mahalnya harga gas dan listrik. Sebagian besar industri di Inggris memang mengandalkan gas alam dan listrik dalam produksi mereka. 


Sementara di China, krisis energi telah menyebabkan keterbatasan daya listrik di negara tersebut. Pemadaman listrik pun terjadi di beberapa provinsi di China sehingga menyebabkan aktivitas warga dan operasional bisnis terganggu. 

Baca Juga: Eropa krisis energi, Putin pastikan Rusia tidak gunakan gas sebagai senjata

Lalu bagaimana dengan kondisi pasokan listrik di Indonesia? 

PT PLN (Persero) memastikan pasokan listrik andal dan mencukupi di tengah mulai kembalinya aktivitas masyarakat. 

Pada wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) bahkan pasokan lisitrik berlebih seiring dengan mulai beroperasinya sejumlah pembangkit di proyek 35.000 megawatt (MW), Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini saat mengunjungi PLTU Suralaya, Banten pada Selasa (12/10/2021) lalu. 

Menurutnya, daya mampu sistem kelistrikan Jamali mencapai 38.522 MW dengan beban puncak 26.931 MW. Itu berarti ada cadangan daya sebesar 11.591 MW di sistem kelistrikan Jamali. 

Baca Juga: Krisis Energi, Sementara Waktu Coal India Prioritaskan Pasokan Batubara Untuk Listrik

"Sistem kelistrikan Jamali siap untuk dukung pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Zulkifli seperti dikutip dalam keterangannya, Kamis (14/10/2021).

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie