Krisis Eropa berskala besar, ECB fokus pada dampak sistemik



FRANKFURT. European Central Bank (ECB) meramal, krisis yang terjadi saat ini memiliki pola yang sama dengan krisis berskala besar sebelumnya. Tanda-tanda parahnya krisis bisa di lihat dari beberapa indikator seperti bubble ekonomi, tingginya jumlah kredit macet dan melonjaknya utang negara.

Anggota dewan Gubernur ECB Erkki Liikanen berujar, pembuat kebijakan harus belajar dari pengalaman masa lalu dan fokus pada risiko sistemik yang akan dihadapi. Menurutnya, krisis yang terjadi ini lebih rumit dan akan terus menjalar.

"Tumbuhnya sektor keuangan di masa lalu harus dikaitkan dengan besarnya risiko yang timbul saat ini," tandasnya.


Meskipun ekonomi tengah melambat, Ia menegaskan bahwa sidang ECB pada November mendatang tidak mengarah pada komitmen pemangkasan tingkat suku bunga. Sebab, bunga yang rendah diyakini bisa memacu roda perekonomian.

Risiko mengintai perbankan

Bank Sentral Eropa juga optimis bahwa perbankan dapat bangkit dalam enam bulan untuk memperkuat permodalan mereka. Kinerja bank akan dikawal oleh sebuah program yang diharapkan bisa menangkis krisis utang regional. Jika rencana itu berhasil, maka kesempatan bank dalam menaikkan pendanaan dan menghindari risiko kredit akan terbuka.

Anggota Uni Eropa mengatakan Kamis lalu bahwa pelemahan perbankan kemungkinan memberikan extra time untuk mendorong balance sheets mereka setelah cek tingkat kesehatan (perbankan) yang saat ini sedang berlangsung.

Yang teranyar dalam mengatasi krisis di Eropa adalah parlemen Slovakia akhirnya mendukung ekspansi Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF). Namun meskipun ada kenaikan dana talangan, perbankan Uni?Eropa masih rentan terhadap kerugian yang ditanggung akibat kemungkinan gagal bayar Yunani dan pemangkasan peringkat kredit negara.

Para analis menilai untuk menanggulangi hal tersebut maka perbankan terpaksa harus meningkatkan modal untuk menjamin kesehatan finansial mereka.

Editor: