TOKYO. Tak hanya menyengat bursa serta mata uang Asia, kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia juga merontokkan bursa komoditi. Indeks Standard & Poor's GSCI luruh 1,6% ke level 628,17 dan menjadi yang terendah sejak 19 Agustus 2011. Komoditi tembaga anjlok, sementara minyak mentah menuju harga terendahnya dalam dua minggu serta harga gandum tergelincir ke level terendah dalam dua bulan terakhir. Harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 3,4% ke level US$ 8.020,75 per metrik ton. Ini merupakan posisi terendah sejak 17 November 2010. Byeong Cheol, Eksekutif dari Layanan Pengadaan Jasa di Korea Selatan bilang, harga tembaga bisa turun hingga US$ 7.000 per metrik ton akibat melemahnya permintaan selama perlambatan ekonomi terjadi. Sementara, harga minyak mentah untuk pengiriman November 2011 di New York Mercantile Exchange luruh 2,2% ke level US$ 84,05 per barel. Bahkan, Bursa Asia terpangkas hingga 3,6% setelah sentimen The Fed mengumumkan akan membeli obligasi jangka panjang pemerintah AS lebih banyak ternyata gagal menaikkan kepercayaan investor di pasar saham. Menurut riset HSBC Holdings Plc dan Market Economics yang dirilis hari ini, China yang menjadi salah satu raksasa perekonomian dunia ini pun sudah terimbas krisis AS dan Eropa. Selama dua bulan terakhir kinerja manufaktur negara ini mencatatkan pelemahan, dan penurunan kinerja manufaktur pun diperkirakan akan melanjutkan pelemahannya pada September ini. "Skenario pertumbuhan ekonomi global diliputi awan hitam, kinerja komoditi pun ikut terpukul," ujar Michael McCarthy Chief Market Strategist CMC Markets Asia Pacific Ltd di Sydney. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Krisis global, bursa komoditi pun ikut terpuruk ke level terendah dalam sebulan
TOKYO. Tak hanya menyengat bursa serta mata uang Asia, kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia juga merontokkan bursa komoditi. Indeks Standard & Poor's GSCI luruh 1,6% ke level 628,17 dan menjadi yang terendah sejak 19 Agustus 2011. Komoditi tembaga anjlok, sementara minyak mentah menuju harga terendahnya dalam dua minggu serta harga gandum tergelincir ke level terendah dalam dua bulan terakhir. Harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 3,4% ke level US$ 8.020,75 per metrik ton. Ini merupakan posisi terendah sejak 17 November 2010. Byeong Cheol, Eksekutif dari Layanan Pengadaan Jasa di Korea Selatan bilang, harga tembaga bisa turun hingga US$ 7.000 per metrik ton akibat melemahnya permintaan selama perlambatan ekonomi terjadi. Sementara, harga minyak mentah untuk pengiriman November 2011 di New York Mercantile Exchange luruh 2,2% ke level US$ 84,05 per barel. Bahkan, Bursa Asia terpangkas hingga 3,6% setelah sentimen The Fed mengumumkan akan membeli obligasi jangka panjang pemerintah AS lebih banyak ternyata gagal menaikkan kepercayaan investor di pasar saham. Menurut riset HSBC Holdings Plc dan Market Economics yang dirilis hari ini, China yang menjadi salah satu raksasa perekonomian dunia ini pun sudah terimbas krisis AS dan Eropa. Selama dua bulan terakhir kinerja manufaktur negara ini mencatatkan pelemahan, dan penurunan kinerja manufaktur pun diperkirakan akan melanjutkan pelemahannya pada September ini. "Skenario pertumbuhan ekonomi global diliputi awan hitam, kinerja komoditi pun ikut terpukul," ujar Michael McCarthy Chief Market Strategist CMC Markets Asia Pacific Ltd di Sydney. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News