Krisis keuangan Turki masih mengancam pasar, cermati penyusunan portofolio investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis keuangan Turki yang terjadi belakangan ini masih berpotensi mengancam pasar finansial Indonesia. Investor pun perlu bertindak cermat dalam menyusun portofolio investasinya agar tetap memperoleh imbal hasil optimal.

Co-founder, Komisaris Jagartha Advisor, Ari Adil mengatakan, krisis keuangan Turki hanya satu dari sekian sentimen eksternal yang menghantam pasar finansial Indonesia sepanjang tahun ini. Akibatnya, kondisi pasar menjadi sangat volatile.

Untuk itu, investor dituntut cermat dan fleksibel dalam mengelola portofolio investasinya. “Investor mesti siap memindahkan dananya jika portofolionya dinilai memiliki risiko kerugian yang tinggi,” kata Ari, Selasa (14/8).


Investor juga perlu memahami orientasi investasi yang dilakukannya sebelum mengambil keputusan. Jika investor yang bersangkutan memiliki kebutuhan dalam jangka pendek, mau tidak mau investor tersebut harus mengurangi porsi instrumen sahamnya dan beralih ke instrumen yang lebih rendah risiko seperti deposito atau reksadana pasar uang.

Setelah pasar kembali pada kondisi yang stabil, investor bisa kembali melirik instrumen berbasis saham.

Sebaliknya, investor dengan horizon investasi jangka panjang tetap dapat berinvestasi di pasar saham. Namun, investor seperti ini juga tetap perlu mempertimbangkan pentingnya melakukan pembelian secara bertahap. Dengan begitu risiko investasi menjadi lebih terdiversifikasi.

“Kalau di tahap awal investor langsung masuk dalam jumlah yang besar, mereka tidak punya dana lagi jika beberapa waktu ke depan pasar masih terkoreksi,” ujar Ari.

Terlepas dari itu, Ari menilai instrumen berbasis saham masih memiliki potensi yang menjanjikan bagi tiap investor. Sebab, fundamental ekonomi Indonesia masih tergolong baik kendati pasar saham kerap terkoreksi. Artinya, instrumen ini masih memiliki potensi keuntungan yang besar di masa mendatang ketika pasar telah pulih.

“Investor mestinya tetap percaya diri untuk berinvestasi di pasar saham di waktu ke depan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati