KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manchester City, salah satu klub sepak bola paling dominan di Inggris dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir, kini tengah menghadapi periode sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya di era Pep Guardiola. Kekalahan beruntun dalam lima pertandingan terakhir, termasuk kekalahan memalukan di kandang sendiri dari Tottenham Hotspur, menunjukkan bahwa meskipun City telah mengukir sejarah gemilang, mereka tidak kebal terhadap penurunan performa. Pep Guardiola, manajer yang telah membawa City meraih 18 trofi dalam delapan tahun, kini menghadapi tantangan terbesar dalam karier kepelatihannya. Di tengah kekalahan beruntun ini, Guardiola mengungkapkan bahwa situasi ini, meskipun sulit, sebenarnya sudah diprediksi dan tak terhindarkan.
Periode Kejayaan yang Tak Kekal
Setiap perjalanan tim sepak bola, terutama yang dipimpin oleh manajer sekelas Pep Guardiola, pasti akan menghadapi masa-masa sulit. Setelah meraih sukses luar biasa selama delapan tahun terakhir, Guardiola mengakui bahwa tidak mungkin Manchester City terus mempertahankan performa terbaik tanpa mengalami penurunan. Dalam pernyataannya, Guardiola menyatakan bahwa meskipun kemenangan berturut-turut memberi harapan tak terbatas, "secepatnya atau lambatnya, situasi seperti ini pasti akan datang." Hal ini menunjukkan pemahaman mendalam Guardiola tentang dinamika yang ada dalam dunia sepak bola, di mana kemenangan terus-menerus tidak selalu dapat bertahan dalam waktu yang lama. Baca Juga: Debut Ruben Amorim di Manchester United Tak Berjalan Sesuai RencanaFaktor-Faktor Penyebab Penurunan Performa
- Cedera Pemain Kunci Salah satu faktor utama yang memengaruhi performa Manchester City musim ini adalah cedera pemain penting, seperti Rodri. Pemain yang berperan vital di lini tengah ini telah absen dalam beberapa pertandingan, dan absennya Rodri jelas memengaruhi penguasaan bola dan transisi serangan City. Cedera semacam ini sering kali memberikan dampak besar terhadap kestabilan tim, terutama bagi tim sekelas City yang mengandalkan aliran bola yang cepat dan pengaturan permainan yang rapi.
- Kelelahan Pemain Selain cedera, kelelahan pemain juga menjadi masalah utama. Manchester City telah berkompetisi di berbagai ajang, termasuk Premier League, Liga Champions, dan Piala FA, yang memaksa pemain untuk bermain dalam jadwal padat. Pemain seperti Kevin De Bruyne, Erling Haaland, dan Jack Grealish, yang sebelumnya tampil konsisten, kini terlihat kelelahan dan kesulitan menemukan ritme permainan terbaik mereka. Ini adalah masalah yang sering terjadi pada tim yang terlibat dalam berbagai kompetisi dan memerlukan manajemen yang cermat untuk menjaga kebugaran pemain.
- Gangguan Mental dan Tekanan Guardiola juga menyinggung aspek psikologis dalam performa tim. Setelah meraih sukses besar dalam beberapa musim terakhir, tekanan untuk mempertahankan dominasi bisa memengaruhi mental pemain. Tumbuhnya rasa cemas dan takut gagal bisa mengganggu fokus tim, apalagi ketika hasil negatif mulai datang berturut-turut. Tekanan ini semakin berat mengingat ekspektasi tinggi dari penggemar dan media yang terus mengharapkan kemenangan tanpa henti.